YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ingin agar pengembangan kereta semi cepat Jakarta - Surabaya dikakukan dengan teknologi yang cerdas.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, indikator teknologi yang cerdas adalah bisa berfungsi handal tetapi juga optimal, tidak mahal.
Berdasarkan kajian sementara Kementerian Perhubungan bersama Japan International Cooperation Agency (JICA), pengembangan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan memakan dana hingga Rp 90 triliun.
"Masih mahal. Kalau bisa maksimal (dana pengembangannya hanya) Rp 60 triliun," kata Budi Karya dalam Seminar Peningkatan Kecepatan Kereta Api Koridor Jakarta-Surabaya di Yogyakarta, Kamis (7/12/2017).
Baca juga : Menhub Minta Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Melaju 140 Km Per Jam
Karena alasan dana itulah, Kementerian Perhubungan meminta kajian lebih lanjut soal pengembangan kereta agar biaya yang dikeluarkan pemerintah optimal.
Sejauh ini, Kementerian Perhubungan ingin agar kereta semi cepat itu dikembangkan di jalur yang sudah ada dengan penambahan satu rel.
"Ini kita lakukan karena di jalur sekarang ada titik-titik yang berkembang ekonominya. Kalau pindah jalur, nanti itu akan ditinggalkan," kata Budi.
Budi mengatakan, kereta semi cepat nantinya ditargetkan mampu menempuh jarak Jakarta-Surabaya selama 5 jam 30 menit.
Baca juga : Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Tidak Gunakan Jalur Baru
Saat ini, kereta tercepat yang menghubungkan dua kota itu adalah Argo Bromo Anggrek dengan waktu tempuh 9 jam.
Dalam seminar hari ini, sejumlah negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan Jerman mempresentasikan proyek pengembangan kereta cepatnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.