Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Pengembangan Kereta Semi-Cepat Jakarta-Surabaya Maksimal Rp 60 Triliun

Kompas.com - 07/12/2017, 16:14 WIB

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ingin agar pengembangan kereta semi cepat Jakarta - Surabaya dikakukan dengan teknologi yang cerdas.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, indikator teknologi yang cerdas adalah bisa berfungsi handal tetapi juga optimal, tidak mahal.

Berdasarkan kajian sementara Kementerian Perhubungan bersama Japan International Cooperation Agency (JICA), pengembangan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan memakan dana hingga Rp 90 triliun. 

"Masih mahal. Kalau bisa maksimal (dana pengembangannya hanya) Rp 60 triliun," kata Budi Karya dalam Seminar Peningkatan Kecepatan Kereta Api Koridor Jakarta-Surabaya di Yogyakarta, Kamis (7/12/2017).

Baca juga : Menhub Minta Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Melaju 140 Km Per Jam

Karena alasan dana itulah, Kementerian Perhubungan meminta kajian lebih lanjut soal pengembangan kereta agar biaya yang dikeluarkan pemerintah optimal.

Sejauh ini, Kementerian Perhubungan ingin agar kereta semi cepat itu dikembangkan di jalur yang sudah ada dengan penambahan satu rel.

"Ini kita lakukan karena di jalur sekarang ada titik-titik yang berkembang ekonominya. Kalau pindah jalur, nanti itu akan ditinggalkan," kata Budi.

Budi mengatakan, kereta semi cepat nantinya ditargetkan mampu menempuh jarak Jakarta-Surabaya selama 5 jam 30 menit.

Baca juga : Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Tidak Gunakan Jalur Baru

Saat ini, kereta tercepat yang menghubungkan dua kota itu adalah Argo Bromo Anggrek dengan waktu tempuh 9 jam.

Dalam seminar hari ini, sejumlah negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan Jerman mempresentasikan proyek pengembangan kereta cepatnya.

Dalam seminar, muncul pertanyaan apakah Indonesia harus langsung mengembangkan kereta cepat dengan infrastruktur baru atau mengoptimalkan yang sudah ada.

Jepang langsung mengembangkan infrastruktur baru. Korea Selatan mengembangkan secara bertahap selama 30 tahun. Demikian juga Jerman.

Kepala Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto, mengatakan bahwa selain soal cost, perlu juga pembahasan terkait Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) serta transfer teknologi.

"Dulu Korea dengan Perancis alih teknologinya sangat baik. Nah ini kita harus kawal step by step alih teknologinya," katanya.

Kompas TV Tiongkok sudah melesat dengan meresmikan kereta tercepat di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com