Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Go-Jek Bakal Melantai di Bursa, Harus Beli Sahamnya?

Kompas.com - 08/12/2017, 13:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan rintisan Indonesia yang kini sudah menyandang status "unicorn", Go-Jek, menyatakan minatnya untuk menjual sejumlah sahamnya kepada publik melalui skema penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Hal ini diutarakan langsung oleh pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim.

Lalu, bagaimana apabila rencana tersebut terwujud? Menarikkah sahamnya untuk dibeli?

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai, untuk tahap awal, belum bisa dipastikan prospek saham Go-Jek, apakah akan menarik untuk dibeli atau tidak. Ini tergantung pada kemampuan Go-Jek sendiri dalam mengembangkan bisnisnya.

Baca juga : Menkeu Sri Mulyani Setujui Go-Jek Jadi Agen Pajak

"Tergantung dari laporan keuangan yang akan disampaikan dan pengembangan bisnis Go-Jek ke depannya," kata Reza ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (8/12/2017).

Belajar dari pengalaman, sejumlah perusahaan rintisan global lainnya yang memutuskan untuk IPO. Namun, kemudian seiring berjalannya waktu, hasilnya malah tidak sesuai keinginan dan sahamnya menjadi kurang menarik.

Terkait hal tersebut, Reza mengatakan hal tersebut lebih kepada mekanisme pasar. Sejatinya perusahaan rintisan adalah perusahaan tahap awal dan kinerjanya masih harus diuji.

"Beda dengan perusahaan yang sudah mature, di mana kinerjanya lebih mudah terukur," ujar Reza.

Baca juga : Go-Jek Berencana Ekspansi ke 4 Negara di Asia Tenggara 

Oleh karena itu, merupakan hal yang wajar apabila harga saham perusahaan rintisan kemudian turun. Pasalnya, kinerjanya belum sepenuhnya stabil.

Kalau melihat industri digital yang kini tengah berkembang pesat, maka perusahaan rintisan bisa saja memanfaatkan momentum ini untuk melantai di bursa. Namun, kemudian yang menjadi pekerjaan rumah adalah memastikan kinerjanya bagus sehingga harga sahamnya akan menarik.

"Yang namanya pasar dari dulu sama saja, kinerja bagus, volume beli naik, maka harga akan naik, tapi (kalau) sebaliknya, harga akan turun," jelas Reza.

Baru-baru ini, Nadiem menyatakan rencana IPO Go-Jek dalam beberapa tahun ke depan.

"Kami pasti akan IPO, tapi semua tergantung situasi dan kondisi ke depan. Semoga dalam beberapa tahun ke depan kami bisa IPO karena itu tujuan dan cita-cita saya," ujar Nadieml seperti dikutip dari Kontan.co.id.

Niat perusahaan ini untuk IPO sepertinya bakal dinantikan pelaku pasar. Pasalnya, Go-Jek merupakan perusahaan rintisan pertama di Indonesia yang memiliki valuasi nilai jual melebih 1 miliar dollar AS.

Kompas TV Go-Jek meluncurkan fitur baru yang memungkinkan pelanggannya membayar tagihan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com