Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi jika Investasi SDM dan Infrastruktur Tak Dilakukan Sekarang?

Kompas.com - 11/12/2017, 07:37 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pihak ada yang mengkritisi mengapa pemerintah saat ini gencar mengalokasikan anggaran, baik dari APBN maupun sumber lain, untuk pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan infrastruktur. Meski begitu, bagi pemerintah, keputusan tersebut dinilai sebagai investasi pada masa kini guna menghindari "bencana" pada masa mendatang.

Sebagai gambaran, saat ini pemerintah mengalokasikan 20 persen dari total belanja pemerintah dalam APBN untuk pendidikan dan 5 persen untuk kesehatan.

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Kementerian Keuangan Scenaider Clasein Siahaan menjelaskan apa yang akan terjadi jika investasi untuk SDM dan infrastruktur tidak dilakukan pemerintah sekarang.

"Sebagian besar orang belum bisa membiayai diri sendiri untuk sekolah di tempat yang layak. Jika kita tidak fokus ke sana, puluhan juta warga usia produktif tidak punya kemampuan pada masa yang akan datang," kata Scenaider saat berbincang dengan Kompas.com pada Jumat (8/12/2017).

Ketika kelompok masyarakat usia produktif tidak memiliki kemampuan yang mumpuni, pada akhirnya akan menjadi beban sosial, kemudian bergantung kepada pemerintah. Dengan kata lain, jika tidak fokus mengembangkan SDM saat ini, cost yang akan dikeluarkan nanti untuk memperbaiki keadaan akan jauh lebih besar.

Baca juga: Rezim Infrastruktur dan Inovasi Pemimpin di Tingkat Lokal

Sementara pembangunan infrastruktur dibutuhkan untuk efisiensi kegiatan ekonomi secara umum. Tanpa infrastruktur, dalam hal sederhana saja, pengiriman bahan makanan untuk sampai ke pasar-pasar akan terhambat hingga berdampak pada kenaikan harga komoditas lalu menyulitkan masyarakat itu sendiri.

"Enggak terbayang biaya transportasi dari Medan ke Jakarta lebih mahal dibanding dari China ke Jakarta. Kalau dari sisi jarak, kan, lebih jauh. Tetapi, kenyataannya biaya transportasi lebih efisien dari China ke Jakarta," katanya.

Jika infrastruktur dasar sudah terbangun dengan merata, cost of production diharapkan akan jauh lebih rendah. Efek jangka panjangnya adalah menaikkan daya saing Indonesia dengan negara lain karena pihak luar melihat kegiatan usaha di Indonesia bisa dijalankan lebih efektif dan efisien atau tidak perlu biaya tinggi menjalankan usaha.

Di luar belanja negara, pemerintah juga memerlukan pembiayaan melalui utang. Pembiayaan utang banyak dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur karena anggaran yang dibutuhkan tidak cukup apabila hanya ambil dari APBN atau sekadar memanfaatkan penerimaan negara, baik dari pajak maupun di luar pajak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com