Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Wanatani Mulai Menunjukkan Hasil

Kompas.com - 11/12/2017, 15:08 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Konsep Wanatani yang menjadi bagian dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) oleh Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas mulai menunjukkan hasil. "Kami memperkenalkan pada pengujung 2015," kata Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Kompas.com hari ini.

Menurut Suhendra, program DMPA merupakan penyempurnaan dari berbagai program pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya.

Program DMPA merupakan gerakan terintegrasi dalam memberdayakan masyarakat di wilayah konsesi dan sekitar konsesi APP beserta mitra pemasoknya untuk mengembangkan mata pencaharian sehari-hari. Landasan utama dalam upaya pemberdayaan masyarakat ini adalah dengan memanfaatkan bidang agroforestri.

Suhendra Wiriadinata mengatakan konsep DMPA adalah pemberdayaan masyarakat yang dikombinasikan dengan upaya pelestarian lingkungan sekitar. Masyarakat diarahkan bercocok tanam hortikultura (sayur mayur, buah-buahan), tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan olahan makanan untuk konsumsi sendiri atau dijual. APP memfasilitasi dari hulu ke hilirnya, mulai penyediaan alat, benih, pendampingan, hingga membantu memasarkan produk.

Dataran Kempas

Gunakan parutan nanas untuk membuat daging kambing jadi lebih empukshutterstock Gunakan parutan nanas untuk membuat daging kambing jadi lebih empuk

Salah satu contoh realisasi program DMPA diwujudkan pada petani binaan unit forestry APP Sinar Mas, PT Wira Karya Sakti (WKS) di Desa Dataran Kempas, Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.

Mulai dari pengembangan pupuk kompos, budidaya nila, pembiakan domba, budidaya jahe merah hingga program pengembangan tanaman hortikultura di Desa Dataran Kempas saat ini telah dikembangkan masyarakat desa setempat melalui berbagai kelompok tani.

Pengembangan jahe merah di desa tersebut dinilai cukup unik. Pasalnya, program itu dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Wangi yang beranggotakan 130 ibu rumah tangga dari 13 RT.

KWT Mekar Wangi mendapat bantuan bibit senilai hampir Rp 50 juta untuk mengembangkan komoditas jahe merah dengan kapasitas produksi mencapai lebih dari 7 ton, atau dengan estimasi pemasukan mencapai Rp 180 juta.

Saat ini, sudah ada 5.000 polybag yang ditanami jahe merah. Rencananya kelompok tersebut akan menanam jahe hingga 20.000  polybag. Dalam satu polybag ada dua bibit yang diperkirakan satu polybag mampu menghasilkan satu kilogram jahe.

"Awalnya sengaja kami minta pengembangan jahe merah ini, karena banyak manfaatnya, dan mudah ditanam serta pemeliharaannya tidak terlalu rumit," kata Ketua KWT Mekar Wangi Rita Ayuwandari.

Selain itu, program pengembangan tanaman hortikultura dikelola oleh KWT Maju Bersama yang beranggotakan 15 ibu rumah tangga dengan luas garapan 0,5 hektare, dengan estimasi pemasukan hasil dari program pengembangan itu senilai Rp 66,8 juta.

Masih di Dataran Kempas, Kelompok Tani Mekar Jaya, dengan anggota bejumlah 30 orang petani  telah memproduksi pupuk kompos, yang bahan bakunya berasal dari limbah kelapa sawit dan dari kotoran sapi. Produksi pupuk kompos yang dikembangkan masyarakat desa itu saat ini kapasitas produksinya mencapai 1.000 ton per bulan atau dengan estimasi pemasukan mencapai Rp 1 miliar.

Selain itu, ada juga program pengembangan budidaya nila di desa itu dikelola oleh Karang Taruna Laskar Nusa dengan penerima manfaat 30 orang. Budidaya nilai tersebut berkapasitas mencapai 30.000 ekor nila atau 3,6 ton per daur (kolam).

Sedangkan,  program pembiakan domba dikelola oleh Kelompokk Tani Karya Trans Mandiri yang beranggotakan 31 orang. Dalam pembiakan domba itu dipatok target 54 ekor per tahun atau estimasi pemasukan mencapai Rp 118 juta.

Selanjutnya, program itu mendapat apresiasi dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang berkunjung ke desa tersebut beberapa waktu lalu.

Ketua Umum ISEI Muliaman Hadad mengatakan program DMPA merupakan salah satu upaya terobosan dalam semangat pembangunan kolaborasi.

"APP Sinar Mas bekerja sama dengan masyarakat sekitar konsesinya, tidak hanya membangkitkan nilai ekonomi, tapi sekaligus memberdayakan masyarakat dan menjadi model yang sangat baik," pungkasnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com