Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Butuh Cara "Gila" untuk Selesaikan Berbagai Masalah di Indonesia

Kompas.com - 12/12/2017, 09:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

KOMPAS.comSusi Pudjiastuti memilih cara yang "ugal-ugalan" untuk membereskan sektor perikanan dan kelautan. Dalam waktu tiga tahun, Susi menjalankan kebijakan "tangan besi".

Dia menerbitkan berbagai peraturan untuk menyetop eksploitasi laut. Dia juga menenggelamkan kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. Tak hanya itu, dia juga memangkas berbagai anggaran yang dianggap tidak perlu.

Hasil dari kebijakan tersebut lambat laun mulai terlihat. Nelayan-nelayan kecil mulai gampang memeroleh ikan sehingga kesejahteraan membaik.

Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga berhasil menghemat anggaran hingga lebih dari Rp 8 triliun dalam kurun waktu tersebut.

Atas kebijakan itu, memang ada pihak-pihak yang teriak-teriak karena menjadi "korban" kebijakan Susi. Mereka adalah pengusaha-pengusaha yang pada waktu sebelumnya telah mengeruk dan menikmati kekayaan laut Nusantara.

Namun, Susi tak ambil pusing dengan sorotan-sorotan yang dilontarkan para pengusaha ini. Dia bergeming.

Lewat kebijakan-kebijakannya, Susi sebenarnya ingin mengajak nelayan-nelayan kecil untuk ikut "berpesta" menikmati kekayaan laut Nusantara. Kekayaan yang pada waktu sebelumnya hanya dikuasai oleh mereka yang memiliki modal besar.

Langkah  yang ditempuh Susi mulai berbuah. Sejumlah indikator yang merujuk ke angka positif menjadi buktinya. Salah satunya adalah naiknya Nilai Tukar Nelayan (NTN) beberapa waktu terakhir ini.

Ya, Susi dan sektor perikanan merupakan sebuah gambaran, betapa langkah-langkah radikal diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang bertahun-tahun tak terpecahkan.

Di sisi lain, masih banyak masalah di Indonesia yang hingga kini belum terselesaikan. Sebut saja tingginya biaya logistik, fluktuasi harga bahan kebutuhan pokok, hingga tidak patuhnya berbagai korporasi yang terus menerus mengeruk kekayaan nasional.

Karenanya, perlu cara-cara yang "revolusioner" untuk mengatasinya. Cara-cara yang tidak lumrah, dan di luar pemahaman awam guna mengurai kompleksitas yang ada.

Infrastruktur dan Freeport

Akhir pekan kemarin, saya dan beberapa rekan jurnalis, akademisi, serta aktivis media sosial melakukan site visit ke sejumlah lokasi pembangunan infrastruktur di Sumatera Utara, spesifiknya ke jalan tol dan pelabuhan.

Di Sumatera Utara, pembangunan jalan tol gencar dilakukan dalam waktu 2-3 tahun belakangan ini, sehingga provinsi ini sekarang memiliki tol dengan panjang mencapai 113 kilometer.

Sebelumnya selama hampir 30 tahun, Sumut punya jalan tol yang panjangnya cuma 33 kilometer di ruas Belawan-Medan-Tanjungmorawa (Belmera). Jika dirata-rata, hanya bertambah kurang dari 1 km per tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com