Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Sebut Daya Beli Masyarakat Indonesia Makin Baik

Kompas.com - 14/12/2017, 18:09 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsumsi di Indonesia sempat turun di semester pertama 2017 ini dan memperlihatkan bahwa daya beli masyarakat melemah. Namun sekarang, menjelang kuartal IV, Bank Dunia menemukan adanya indikasi pemulihan daya beli di masyarakat dengan naiknya tingkat konsumsi.

"Begitu masuk kuartal ketiga (2017), konsumsi malah lebih tinggi. Memang tidak terlalu kuat, namun akan makin baik di kuartal keempat," terang Kepala Ekonom Bank Dunia Frederico Gil Sander dalam laporan Indonesia Economic Quarterly di Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Dia mengungkap salah satu indikatornya adalah tingkat pengangguran menurun; dari 5,6 persen di bulan Agustus 2016 menjadi 5,5 persen di bulan Agustus 2017. Hal ini berarti ada lebih banyak masyarakat yang bekerja dan mendapat penghasilan untuk dibelanjakan.

Selain itu, Frederico juga melihat adanya peningkatan pada konsumsi barang bukan makanan (non-food) hingga 37 persen. Kategori ini sebagian besar didominasi oleh layanan jasa, seperti restoran, pembelian pulsa, serta transportasi.

Baca juga: "Kita Mampu, tapi Tak Mau Membeli, Itu Bukan Berarti Daya Beli Turun"

Frederico memprediksi, konsumsi yang sudah membaik ini akan semakin membaik di tahun mendatang karena dipengaruhi Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada). Bentuknya berupa konsumsi untuk berbagai kebutuhan kampanye, seperti kaus atau lainnya.

Stabilitas nilai tukar dan inflasi juga turut andil dalam mendorong konsumsi di masyarakat di tahun depan. Apalagi pemerintah belum ada rencana untuk mengubah harga barang administered price seperti gas atau listrik.

Dia juga mengakui bahwa pada semester pertama 2017 sempat terjadi pelemahan daya beli yang ditandai berkurangnya tingkat konsumsi masyarakat.

"Kami melihat konsumsi memang lemah di semester pertama 2017 karena ada beberapa sentimen. Biasanya lebaran konsumsi tinggi, tapi tahun ini tidak," terangnya.

Penurunan tingkat konsumsi itu salah satunya disebabkan kenaikan tarif listrik 900 VA yang jumlah penggunanya mencapai 18,7 juta rumah tangga. Kenaikan tarif tersebut substansial dan menurunkan kemampuan masyarakat kelas menengah ke bawah dalam mengonsumsi barang atau jasa.

Selain itu, program tax amnesty juga menjadi lebih serius dalam menerapkan kepatuhan pajak; sehingga berdampak pada berkurangnya konsumsi pada rumah tangga yang berpenghasilan tinggi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com