Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi "Window Dressing" Warnai Penguatan IHSG Jelang Akhir Tahun

Kompas.com - 19/12/2017, 20:28 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang pergantian tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengalami penguatan.

Hal ini terlihat dari laju IHSG pada perdagangan Selasa (19/12/2017) kembali menyentuh rekor baru, adapun pada perdagangan hari ini IHSG ditutup menguat 0,55 persen atau 33,70 poin di level 6.167,67, meski dibuka dengan pelemahan 0,34 persen atau 20,87 poin di level 6.113,09.

Dengan demikian, IHSG terus memperpanjang catatan relinya di akhir perdagangan sejak pekan kemarin.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menuturkan, secara statistik penguatan IHSG pada penghujung tahun ini disebabkan oleh adanya sentimen window dressing.

Menurutnya, window dressing atau mempercantik kinerja saham sering dilakukan emiten pada penghujung tahun.

"Memang hampir setiap tahun di bulan Desember selalu terjadi kenaikan atau return positif untuk IHSG di bulan Desember dan kalau ditelusuri substansinya memang cukup wajar ketika beberapa manajer investasi atau investor ingin memperbaiki portofolionya year on year-nya," ujar Alfred kepada Kompas.com, Selasa (19/12/2017).

Kemudian, lanjut Alfred, selain aksi window dressing, penguatan IHSG juga dipengaruhi oleh aktivitas net sell asing.

"Ketika net sell asing cukup aktif ternyata indeks kita terus menembus all time high-nya dan kejadiannya tidak hanya di Desember tetapi mulai Oktober, November, Desember indeks terus menyentuh rekor tertinggi," tambahnya.

Dia melihat, dari sisi domestik juga terus mengalami kenaikan kepercayaan di tengah aksi jual asing. Dengan demikian memberikan penguatan terhadap IHSG dan memperbesar kapitalisasi pasar.

"Jadi domestik kita tidak hanya mengisi dana yang keluar tapi mereka memperbesar dana, buktinya kapitalisasi pasar kita terus meningkat," jelasnya.

Kepercayaan investor domestik yang meningkat, disebabkan oleh berbagai kondisi beberapa indikator makroekonomi dalam negeri, mulai dari laju inflasi, nilai tukar rupiah, pertumbuhan emiten, hingga proyeksi pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi tahun depan.

"Jadi bisa dikatakan cukup confidence apalagi di 2018 pemerintah sendiri punya ekspektasi yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi 5,3 persen," paparnya.

Dengan berbagai faktor tersebut, dinilai wajar jika IHSG terus alami penguatan jelang pergantian tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com