Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Gunung Agung, Jangan Membuat Masyarakat Pariwisata Khawatir

Kompas.com - 23/12/2017, 08:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo sengaja hadir ke Pos Pengamatan Gunungapi Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali pada Jumat (22/12/2017) sore.

Ketiga pejabat yang tergabung sebagai Panitia nasional Annual Meeting International Monetary Fund (IMF) and World Bank 2018 tersebut meninjau kondisi Gunung Agung dari pos pemantauan tersebut, yang berada di zona 10 kilometer dari Gunung Agung.

Luhut mengatakan, kehadiran mereka untuk memastikan keadaan Gunung Agung. Menurut dia, dalam radius 8 kilometer sampai 10 kilometer merupakan zona berbahaya jika Gunung Agung meletus.

Menurut dia belajar dari pengalaman dan simulasi letusan, jika letusan pada 27 November 2017 lalu dibandingkan dengan letusan pada 1963 akan didapatkan sejumlah estimasi.

Baca juga : Menko Luhut Tegaskan Bali Aman, Pertemuan IMF-World Bank Tak Terganggu

Data yang didapat, saat ini angin banyak bertiup ke timut sehingga daerah Denpasar dan Nusa Dua dengan jarak sekitar 73 kilometer, kecil kemungkinan unuk terganggu bila Gunung Agung meletus.

Berdasarkan data tersebut, pada Oktober 2018 saat Annual Meeting IMF-World Bank dilaksanakan, diperkirakan angin akan bertiup ke Timur. Sehingga peluang bahaya untuk Denpasar dan Nusa Dua hampir tidak ada.

"Jadi tidak ada yang perlu ditakuti untuk turis datang kemari. Malah tadi banyak orang memanfaatkan view dari Gunung Agung yang pasti ada awan. Jadi kita juga jangan membuat masyarakat pariwisata khawatir, apalagi dengan Annual Meeting IMF-World Bank, sama sekali tidak ada hubungannya," kata Luhut.

Menurut dia, pihaknya sudah menghitung semua kemungkinan, bahkan yang terburuk sekalipun. Dari data letusan Gunung Agung pada 1963, merupakan letusan yang dahsyat sebab saat itu Gunung Agung sudah 100 tahun energinya tidak keluar.

Baca juga : Pencabutan Status Tanggap Darurat di Bali Dibahas di Rapat Terbatas Bersama Jokowi

Sementara sejak letusan November 2017 lalu, Gunung Agung masih terus mengeluarkan energinya sehingga berangsur letusan tidak besar.

Oleh sebab itu, kata dia, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan semua kegiatan pemerintah yang dilakukan di Bali dan sekitarna tidak boleh diubah. Pemerintah juga sudah memberitahu ke sejumlah Kedutaan negara lain melalui surat edaran, mengenai kondisi Gunung Agung.

"Ibu Sri Mulyani juga sudah berkoordinasi dengan IMF dan World Bank bahwa di Bali tidak ada masalah. Jadi semua rencana untuk persiapan Annual Meeting IMF-Worl Bank tidak ada perubahan sama sekali," kata dia.

Seperti diketahui, pemerintah berharap kondisi Gunung Agung kembali normal pada tahun depan. Dengan begitu maka situasi di Bali bisa kondusif, jadwal penerbangan kembali normal, sehingga gelaran pertemuan IMF-World Bank bisa sukses.

Seperti diketahui, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah gelaran IMF-World Bank Annual Meetings pada 8-14 Oktober 2018 mendatang. 

Acara itu akan menjadi momen promosi bisnis hingga pariwisata kepada tamu delegasi yang jumlahnya ditaksir lebih dari 17.000 orang.

Mereka adalah para menteri keuangan, gubernur bank sentral, bankir, hingga CEO dari seluruh dunia. 

Kompas TV Petugas PVMBG kembali menerbangkan pesawat tanpa awak untuk mengetahui kondisi kawah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com