Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor-Impor Pakai Rupiah, Ringgit dan Baht, Apa Manfaatnya?

Kompas.com - 24/12/2017, 16:17 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo kembali memberikan komentarnya terkait kesepakatan kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan antara Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Menurut dia, kesepakatan tersebut memberikan sejumlah manfaat bagi perekonomian Indonesia. Apa saja?

Sebelumnya, seperti diketahui bahwa Bank Indonesia (BI) meneken kerja sama penggunaan mata uang lokal (local currency settlement framework) untuk transaksi dagang antarnegara dengan Bank Negara Malaysia (BNM) dan Bank of Thailand pada Senin (11/12/2017) lalu.

Baca juga : 90 Persen Kegiatan Ekspor Indonesia Masih Gunakan Dollar AS

Menurut Agus, kesepakatan tersebut berguna untuk mengurangi dominasi dollar AS dalam transaksi perdagangan yang masih tinggi. Sehingga, rupiah akan lebih stabil. 

Dia memaparkan, saat ini 94 persen ekspor Indonesia masih menggunakan dollar AS, sementara 76 persen impor Indonesia juga masih dalam dollar AS.

Kemudian, Agus juga bilang bahwa dengan memperkenalkan mata uang rupiah atau ringgit, atau baht akan membuat ketiga negara ini dengan mudah melakukan kegiatan perdagangan ekspor-impor maupun investasi menggunakan mata uang lokalnya.

"Jadi ini mengurangi ketergantungan pada currency yang utama seperti dollar AS," ujarnya usai melakukan kunjungan di pos pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (22/12/2017).

Baca juga : Nilai Tukar Ringgit Malaysia Diprediksi Masih Anjlok pada 2017

Selain itu, lanjutnya, tujuan dari kerja sama tersebut adalah untuk diversifikasi mata uang dan untuk mengurangi biaya ekspor impor.

Sehingga, diharapkan para pedagang maupun pelaku ekonomi bisa menerima manfaat yang lebih baik.

Manfaat lainnya, kerja sama penggunaan rupiah, ringgit dan baht ini juga baik untuk pendalaman pasar keuangan sehingga mata uang rupiah atau ringgit dan baht lebih digunakan oleh kalangan sendiri.

Sebelumnya, Agus memperkirakan penggunaan mata uang lokal untuk proses ini akan meningkat dua kali lipat tahun 2020. "Kami targetkan dalam waktu tiga sampai lima tahun jumlahnya sudah dua kali lipat. Hal ini nanti kami harap dimonitor dan evaluasi," ujar Agus.

Dengan kerja sama ini, BI melihat stabilitas sistem keuangan yang selama ini terjaga akan lebih terjaga ke depan.

Baca juga : Indef Prediksi Tahun Depan Rupiah Masih Loyo

Kompas TV Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat surplus dagang Indonesia mengalami penurunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com