INI HARI sembilan tahun lalu, 3 Januari 2009, bitcoin mulai diperdagangkan. Ia mencuri perhatian dunia.
Perkembangannya fantastis dan agresif, bikin dag dig dug investornya. Namun, sampai hari ini masih juga ada banyak pertanyaan mengiringi bubble mata uang virtual ini.
Konon, pada 2009 itu, Satoshi Nakamoto yang diklaim sebagai creator Btc (bitcoin) mengirimkan sejumlah Btc ke koleganya. “Transfer” ini disertai catatan “The Times 03/Jan/2009 Chancellor on brink of second bailout for banks”.
Kiriman dan pesan tersebut menandai dimulainya transaksi dengan mata uang virtual Btc di seluruh dunia dalam sebuah sistem Blockchain Bitcoin alias Genesis Block.
Jauh sebelum itu terjadi, Satoshi yang hingga sekarang belum diketahui orangnya yang mana, memformulasi Btc sedemikian rupa. Akibatnya, perkembangan Btc mengalami pasang-surut.
Waktu itu, ada kekhawatiran para creator-nya tentang respons masyarakat keuangan dunia tehadap Btc. Karenanya, mata uang virtual yang sekarang paling populer ini ‘hidup’ secara underground lewat komunitasnya yang ekslusif.
(Baca juga: Survei: Bitcoin Investasi Paling Gaduh di Dunia )
Kini, Btc telah mencuri perhatian masayarakat keuangan dunia bahkan otoritas negara membicrakannya sebagai isu internasional. Btc kemudian menjadi ‘mainan’ baru dunia investasi para kalangan berduit yang haus produk baru mendulang keuntungan berlipat.
Akun pemilik bitcoin wallet terus bertambah pesat dalam beberapa tahun terakhir. Data terakhir menyebut, ada 21,4 juta bitcoin wallet di penghujung 2017.
Dari jumlah itu, beberapa ratus ribu di antaranya dimiliki para member yang terdaftar di Bitcoin.co.id. Hingga saat ini, ada lebih dari seratus Crypto Exchanges di lebih dari 50 negara.
Itu baru dari jumlah akun.
Jika mengamati bagaimana pergerakan nilai Btc, kita akan lebih terhenyak lagi. Fenomena apa pun yang berada di balik pergerakan nilai Btc, tentu saja itu berhasil memancing aneka reaksi dari penjuru dunia.
Pada awal 2010, nilai Btc kurang dari satu sen dollar AS lalu menjadi 200-an dollar AS pada awal 2015, kemudian menjadi 900-an dollar AS pada awal 2017. Sepanjang 2017, Btc sempat membukukan kenaikan lebih dari 1.800 persen.
(Baca juga: Mungkinkah Bitcoin Diperdagangkan di Bursa Berjangka Indonesia? )
Publik Amerika sudah dapat membeli kontrak Futures bitcoin di CBOE (Chicago Board Options Exchange) dan CME Group (Chicago Mercantile Exchange & Chicago Board of Trade). Langkah tersebut dibaca publik sebagai bentuk dukungan pemerintah Amerika terhadap Btc.
Kejayaan Btc berlanjut. Kenaikan nilai investasi yang mencapai 1.400 persen menyebabkan Btc diperbandingkan dengan nilai investasi bursa dunia. Berikut ini adalah gambaran kinerja investasi Btc dan bursa ternama.
Jika kita iseng membandingkan dengan nilai APBN kita, valuasi tersebut setara 1,35 kali nilai APBN 2018 atau sekitar 45 persen nilai pasar keseluruhan saham di IHSG.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.