Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2018, 13:33 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

DENPASAR, KOMPAS.com - Kepala Bappeda dan Litbang Provinsi Bali I Putu Astawa mengungkapkan, berita-berita hoaks masih mengganggu pertumbuhan sektor pariwisata di Bali. Berita hoaks yang dimaksud adalah soal erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, di mana kondisinya sudah menurun namun diberitakan berbeda seolah-olah masih berbahaya untuk dikunjungi.

"Negara-negara kompetitor kita yang memiliki potensi pariwisata yang sama hampir setiap hari (berita hoaks) diputar dan image-nya menjadi tidak bagus," kata Putu saat ditemui Kompas.com di Sanur, Senin (8/1/2018).

Menurut Putu, hanya ada satu cara untuk menangkal berita-berita hoaks semacam itu, yakni dengan menyebarkan informasi sebenarnya ke penjuru dunia. Masyarakat diminta agar bisa ikut aktif memberikan pesan bahwa Bali aman dikunjungi dan kondisi Gunung Agung juga semakin membaik.

Berdasarkan keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (4/1/2018) lalu, dinyatakan area berbahaya erupsi Gunung Agung diturunkan menjadi 6 kilometer, dari yang sebelumnya 8 sampai 10 kilometer. Meski areanya diturunkan, BNPB masih menetapkan status awas atau level 4 untuk erupsi Gunung Agung.

Baca juga: Menteri Susi: Kalian Harusnya Baca Cara Pengolahan Ikan, Bukan Berita "Hoax"

"Harus sama-sama counter untuk memberi penjelasan sebenarnya apa yang terjadi. Nyatanya, sekarang kan semakin menurun aktivitas dari Gunung Agung," tutur Putu.

Data BNPB pada Kamis lalu menyebutkan, total warga yang mengungsi sebanyak 70.610 jiwa dan menempati 240 titik pengungsian yang tersebar di 9 kabupaten/kota. Dari penurunan area berbahaya menjadi 6 kilometer, sebagian pengungsi sudah diperbolehkan kembali ke tempat tinggalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com