Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Turun, Aksi "Rollercoaster" Mata Uang Digital

Kompas.com - 12/01/2018, 14:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mata uang digital menjadi topik yang hangat dibicarakan sejak tahun 2017 silam. Pasalnya, harga mata uang digital ini, termasuk di dalamnya adalah bitcoin, terus melonjak hingga mencapai ratusan juta rupiah.

Namun, bitcoin bukan satu-satunya mata uang digital yang ada dan diperdagangkan di dunia. Selain bitcoin, tiga besar mata uang digital adalah ethereum dan ripple.

Pun banyak lagi mata uang digital lainnya. Bahkan, The Economist, Jumat (12/1/2018), menyebut beragam mata uang digital baru lahir hampir setiap hari, dengan besaran kapitalisasi pasar yang beragam juga.

Kelahiran mereka kerap kali dilakukan melalui penawaran koin perdana alias initial coin offering (ICO).

Baca juga : Atur Mata Uang Digital, Korsel Ingin Gandeng China dan Jepang

CoinMarketCap mengurut setidaknya ada 1.400 jenis koin atau token digital, antara lain bernama Dogecoin, UFO Coin, PutinCoin, Sexcoin, hingga InsaneCoin. Hingga 10 Januari 2018 lalu, sekitar 40 di antaranya memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 1 miliar dollar AS.

Hingga pukul 11.00, harga bitcoin menurut data CoinDesk berada pada level 13.633 dollar AS atau sekitar Rp 183,3 juta. Adapun harga ethereum berada pada level 1.211 dollar AS atau sekitar Rp 16,2 juta.

Rollercoaster

 

Namun, dalam beberapa hari terakhir, harga sejumlah mata uang digital besar mengalami naik turun bak rollercoaster. Mengapa demikian?

Pada awal pekan ini, nilai bitcoin dan ripple anjlok. Penyebabnya adalah situs jual beli mata uang digital CoinMarketCap tidak menyertakan harga dari sejumlah pusat perdagangan di Korea Selatan.

Harga ripple menurun 12,6 persen dan harga bitcoin melemah hampir 30 persen. Harga bitcoin merosot 10,6 persen dan litecoin 8 persen, menurut laman Coinbase.

Indeks bursa bitcoin juga melemah 11,7 persen di Cboe. Sementara, harga ethereum naik 2,4 persen ke level 1.100,50 dollar AS atau setara sekitar Rp 14,8 juta.

Baca juga : Profesor Harvard: Bitcoin Bisa Hancur Karena Aturan Pemerintah

Kemudian, pada pertengahan pekan ini pun harga bitcoin anjlok di bawah 13.000 dollar AS setelah Korea Selatan mengumumkan rencana larangan perdagangan mata uang digital.

Tekanan jual semakin diperhebat oleh komentar investor kawakan Warren Buffet yang memperingatkan bahwa mata uang digital akan berakhir buruk.

"Bitcoin memasuki tahun baru ini dengan kesulitan untuk kembali bersinar dan bulls sama sekali tidak menampakkan dirinya pekan ini," kata Lukman Otunuga, analis riset FXTM dalam laporannya yang diterima Kompas.com.

Dengan terpuruknya harga mata uang digital, apakah ini tandanya bubble akan terjadi? Bubble sendiri merupakan kondisi di mana harga sebuah komoditas melonjak sangat tinggi kemudian anjlok, sehingga menyebabkan instabilitas keuangan.

Otunuga menuturkan, tidak ada yang tahu mengenai pergerakan mata uang digital ke depannya.

"Kita paham bahwa lilin biasanya berkobar paling besar sebelum meredup. Apakah ini yang akan terjadi pada bitcoin dan sebagian besar mata uang digital tahun ini? Hanya waktu yang akan menjawabnya," ungkap dia.

Dilihat dari aspek teknikal, imbuh Otunuga, secara harian memang bitcoin terlihat mengalami tekanan. Apabila ini terus terjadi, maka bisa saja harga bitcoin akan terus merosot hingga mencapai 10.000 dollar AS.

Ripple

Sementara itu, harga ripple baru saja menguat setelah menjalin kerja sama dengan perusahaan pengiriman uang MoneyGram. Dengan demikian, memanfaatkan teknologi blockchain, maka proses pengiriman uang bisa lebih cepat dan murah.

Dari sisi pengaturan, banyak otoritas negara tidak mengakui mata uang digital sebagai alat pembayaran yang sah. Sehingga, mata uang digital kerap dianggap sebagai komoditas layaknya emas.

Baca juga : Kerja Sama dengan MoneyGram, Harga Ripple Kembali Melambung

Bank Indonesia (BI) sendiri sudah menyatakan berulang kali bahwa mata uang digital bukan alat pembayaran yang sah di Indonesia. Sehingga, segala risiko atau kerugian yang disebabkan fluktuasi harga mata uang digital harus ditanggung sendiri oleh pengguna.

Bank sentral mengungkapkan, mata uang digital memiliki sifat fluktuatif dan spekulatif. Pun keamanannya juga masih dilanda keraguan.

Kompas TV Bitcoin terus menjadi sorotan pelaku sektor keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com