Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri BUMN Berharap Nurtanio Segera Terbang di Langit Papua

Kompas.com - 12/01/2018, 22:22 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Sumarno berharap  pesawat N219 Nurtanio produksi PT Dirgantara Indonesia bisa segera beroperasi secara massal di Papua.

"Nurtanio itu pesawat kecil, paling efektif di Papua," ucap Rini saat meresmikan modernisasi layanan navigasi penerbangan di Papua di Kantor AirNav Indonesia Cabang Sentani, Jayapura, Papua, Jumat (12/1/2018).

Hal itu sebut dia, akan mengukuhkan produk dalam negeri selain teknologi radar yang direncanakan akan dipasang di tujuh lokasi di Papua yang juga merupakan produk Indonesia, yaitu radar sintetis berbasis satelit atau ADS-B (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast) dan penerapan prosedur PBN (Performance-Based Navigation).

"Nanti Nurtanio akan bersama-sama produk Indonesia juga navigasinya," ucapnya.

Baca juga: Pesawat N219 Buatan Anak Bangsa Siap Mengudara Mei 2017

Pilot pesawat N219, Esther Gayatri Saleh saat pemberian nama dan uji terbang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11/2017). Pesawat N219 yang diberi nama Nurtanio oleh Jokowi, adalah pesawat buatan lokal, kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (DI) bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan).KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Pilot pesawat N219, Esther Gayatri Saleh saat pemberian nama dan uji terbang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11/2017). Pesawat N219 yang diberi nama Nurtanio oleh Jokowi, adalah pesawat buatan lokal, kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (DI) bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan).
"Sertifikasi Kemenhub 2018 selesai jadi produk pertama harapkan akhir kuartal pertama 2019 sudah komersial," tambah dia.

Sementara itu Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan, sudah selayaknya pesawat-pesawat tua jenis Twin Otter diganti dengan pesawat yang lebih muda. Menurut dia, batas usia pesawat penumpang adalah 25 tahun, sementara batas usia pesawat kargo 30 tahun.

Agus menyebutkan, karakterisitik geografis Papua yang berupa pegunungan dibutuhkan pesawat-pesawat kecil yang tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang dan besar.

"Untuk Papua karena area pegunungan, pesawat-pesawat yang cocok, yaitu pesawat yang cocok untuk mendarat dan tinggal landas dengan jarak yang pendek serta stalling speed rendah," katanya.

Baca juga : Nurtanio, Nama yang Diberikan Jokowi untuk Pesawat N219

Kompas TV Jokowi Beri Nama Pesawat Ini Nurtanio
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com