Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Via Vallen, Nella Kharisma, dan Alibaba, 5 Berita Populer Ekonomi

Kompas.com - 16/01/2018, 08:09 WIB

1. Via Vallen, Nella Kharisma, dan Disrupsi Dangdut Koplo

Dalam konteks dunia hiburan kita bisa melihat bagaimana dangdut koplo yang dibawakan oleh Via Vallen dan Nella Kharisma dibawakan dengan santai, tidak vulgar, dan penyanyinya berdandan modis seperti artis-artis Korea. Inilah membuat konsumen hiburan begitu tergila-gila.

Pada saat yang sama, Via Vallen dan Nella Kharisma juga berhasil menggeser artis-artis dangdut incumbent yang lebih dulu mengorbit. Di mana sebagian dari mereka lebih dikenal publik karena berita-berita gosip ketimbang karya yang dibawakan. Ada juga yang terkenal karena penampilannya yang terlalu “mencolok mata”.

Konsumen sebenarnya tetap ingin terhibur. Tapi mereka sudah bosan, capek dan jengah dengan artis-artis dangdut yang lebih suka mengumbar kontroversi. Kehadiran Via Vallen dan Nella Kharisma kemudian menjadi pengobat “dahaga” itu.

Menggunakan saluran digital seperti Youtube, genre musik ini tak hanya meraup pasar yang sudah eksisting, namun juga menciptakan pasar baru.

Baca selengkapnya di sini

2. Kenapa Pemerintah Buka Keran Impor Beras?

Bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Johar, Karawang, Senin (15/1/2018). KOMPAS.com/Farida Farhan Bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Johar, Karawang, Senin (15/1/2018).
Pemerintah akhir membuka keran impor beraspada awal tahun ini. Keputusan ini tertuang dalanm Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Tahun 2018.

Kebijakan impor beras tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam dua tahun terakhir saat pemerintah terakhir membuka keran impor beras pada 2015.

Sebanyak 500.000 ton beras yang akan diimpor pada Januari 2018. Kebijakan ini muncul karena adanya kekurangan beras jenis medium sejak akhir tahun 2017. Akibatnya harga beras di pasaran pun melambung tinggi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, harga beras jenis medium yang banyak dikonsumsi masyarakat selama Desember 2017 naik 2,66 persen dari Rp 9.280 per kilogram menjadi Rp 9.526 per kilogram.

Baca selengkapnya di sini

3. 8 Saham yang Patut Disimak Tahun Ini

Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (25/9/2017).KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (25/9/2017).
Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) pada tahun 2018 diperkirakan akan mencapai level 7.000. Hal ini sejalan dengan sejumlah hal positif yang akan mewarnai pasar dan perekonomian Indonesia pada tahun ini.

Kepala Riset dan Strategi Bahana Sekuritas Andri Ngaserin menuturkan, faktor positif tersebut antara lain berlanjutnya belanja infrastruktur dan dana subsidi untuk sosial dan dana-dana kampanye yang biasanya meningkat menjelang pilkada serta pilpres karena akan meningkatkan konsumsi masyarakat.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com