Vietnam memang paling mendominasi dalam impor beras karena jumlah produksi berasnya lebih banyak dari Indonesia.
Data Outlook Padi 2016 Kementerian Pertanian rentang 2010-2014 menunjukkan bahwa produksi padi Indonesia hanya 5,7 juta ton per hektar, sedangkan Vietnam pada rentang yang sama hasil produksi padinya mencapai 6,67 juta ton per hektar.
Impor Beras 2018
Bagaimana dengan impor beras pada 2018 ini? Awal mulanya, pemerintah mengakui adanya kelangkaan beras jenis premium di pasaran yang menyebabkan harga beras premiun naik menjadi Rp 13.000 per kilogram dari Harga Eceran Tertinggi (HET) per kilogramnya.
Pemerintah kemudian berencana untuk melakukan impor beras premium yang disebut langka tersebut.
Awalnya, pemerintah akan mengimpor beras khusus, yang artinya beras yang tidak ditanam di Indonesia, seperti beras merek Jasmine asal Thailand.
Baca juga : Serikat Petani: Impor beras Langgar UU Pangan
Namun, di akhir cerita, pemerintah mengubah jenis beras yang akan diimpor dari beras khusus menjadi beras umum. Jumlah impor juga mencapai 500.000 ton.
Penunjukkan pelaksana impor juga berubah dari yang awalnya PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menjadi Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Rencananya, beras yang akan diimpor pemerintah akan masuk pada akhir Januari 2018 ini.
Ketahanan Pangan
Sementara pada pekan sebelumnya, yakni pada Jumat (12/1/2017), Divisi Regional (Kadivre) Badan Urusan Logistik ( Bulog) Sulawesi Selatan (Sulsel) menolak beras impor yang akan didatangkan ke Indonesia.
Pasalnya, Bulog Sulsel menyatakan persediaan beras di gudangnya mencukupi hingga 20 bulan ke depan sehingga mereka siap menyuplai pasokan berasnya ke daerah-daerah lain yang membutuhkan.
Kepala Divre Bulog Sulsel Dindin Syamsuddin mengatakan, stok beras di Sulsel mencapai 82.000 ton yang mampu memenuhi kebutuhan hingga 20 bulan ke depan. Bahkan, pihaknya pun siap menyuplai beras ke Aceh hingga Papua.
"Stok beras di Sulsel aman hingga 20 bulan ke depan. Kami sudah suplai ke provinsi lain di Indonesia. Besok kami kirimkan lagi beras ke Aceh dengan harga dibawah HET," kata Dindin saat melepas mobil truk pengangkut beras untuk operasi pasar di gudang Bulog Panaikang, Jumat (12/1/2018).
Baca juga : Bulog Sulsel Tolak Beras Impor, Siap Suplai ke Aceh hingga Papua
Dindin mengungkapkan, HET beras saat ini sebesar Rp 9.450 per kilogram. Namun, Bulog Sulsel menjualnya dengan harga Rp 9.000 pe rkilogram untuk menormalkan harga beras premium di pasaran.
Hampir dua dasawarsa Indonesia selalu melakukan impor beras. Apakah dari sisi pertaniannya kurang maju atau kurang mendapatkan perhatian?
Atau memang ada "pihak yang bermain" di balik impor beras ini, atau konsumsi masyarakat yang terus meningkat seiring bertambahnya populasi?
Yang pasti, seharusnya pemerintah sudah memikirkan soal ketahanan pangan ini jauh hari sebelum kemudian jadi "bom waktu" bagi masyarakat.
Baca juga : Di Hadapan Menteri Pertanian, Megawati Persoalkan Istilah Ketahanan Pangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.