Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bitcoin adalah Skema Piramida"

Kompas.com - 17/01/2018, 10:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Mantan CEO bank AS Wells Fargo Dick Kovacevich angkat bicara soal mata uang virtual bitcoin. Bahkan, Kovacevich meyakini bahwa bitcoin adalah skema piramida layaknya skema ponzi.

"Saya rasa ini skema piramida, tidak masuk akal. Saya terkejut (harga bitcoin) tidak turun lebih rendah," kata Kovacevich dalam wawancara dengan CNBC seperti dikutip pada Rabu (17/1/2018).

Kovacevich adalah satu dari banyak bankir yang memilih untuk tidak ikut dalam keriuhan dan gandrung mata uang virtual.

Sebelumnya, CEO JP Morgan Chase Jamie Dimon juga sempat menyatakan bahwa bitcoin adalah kejahatan keuangan.

Namun demikian, dalam sebuah wawancara dengan Fox Business baru-baru ini, Dimon malah mengaku menyesal dengan kritiknya soal mata uang digital. Namun, ia menyatakan pula dirinya tidak tertarik dengan topik tersebut.

Kovacevich sendiri mengaku tidak melihat bitcoin sebagai kejahatan keuangan.

"Tidak ada hal terkait kejahatan yang terjadi. Ini hanya skema piramida, Anda bertaruh bahwa seseorang akan membelinya dan beberapa orang benar," tutur Kovacevich.

Pada Selasa (16/1/2018) waktu setempat, harga bitcoin anjlok ke level terendah dalam enam pekan. Tidak hanya bitcoin, harga sejumlah mata uang virtual lainnya seperti ripple dan ethereum juga merosot signifikan.

Menurut data CoinDesk, harga bitcoin untuk pertama kalinya sejak 5 Desember 2017 anjlok ke bawah 12.000 dollar AS. Merosotnya harga bitcoin disebabkan komentar menteri keuangan Korea Selatan terkait tindakan keras terhadap mata uang virtual.

Meskipun ada kritik keras seperti yang dilontarkan oleh Dimon dan Kovacevich, namun ada pula sejumlah pihak yang tetap meyakini harga bitcoin akan terus menguat. Analis kripto di Saxo Bank Kay Van-Petersen, misalnya, memprediksi harga bitcoin akan mencapai 100.000 dollar AS pada tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com