Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petani yang Gagal Panen Padi karena Virus Klowor

Kompas.com - 17/01/2018, 17:14 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Petani hingga buruh tani yang rutin menanam padi di daerah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, hingga awal tahun ini masih mengeluhkan keberadaan hama yang mereka namakan sebagai virus klowor.

Virus klowor sudah muncul sejak tahun 2017 lalu dan menyerang tanaman padi. Dampak virus ini yakni membuat padi tidak bisa tumbuh atau tetap kerdil hingga menyebabkan gagal panen.

Salah satu petani di Desa Tegalgirang, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Caya (67), menceritakan pengalamannya menghadapi virus klowor.

Menurut Caya, virus klowor muncul begitu saja tanpa terlihat, sehingga menyebabkan petani bingung bagaimana cara menanganinya karena berbeda dengan hama seperti wereng yang selama ini sudah ada obatnya.

Baca juga : OJK: Di Negara Maju, Asuransi Gagal Panen Sifatnya Wajib

"Ditunggu-tungguin enggak numbuh-numbuh, ternyata kena (virus) klowor," kata Caya kepada Kompas.com di dekat area persawahannya pada Selasa (16/1/2018) siang.

Efek buruk dari virus klowor disebut Caya turut dialami oleh petani di tempat lain. Dia memperkirakan, keberadaan virus ini diperkirakan karena sawah dipakai untuk tiga kali menanam dalam setahun. 

Padahal, Caya mempercayai jika harus ada jeda waktu sebelum area tersebut digunakan menanam padi lagi.

Meski pada awalnya belum ada obat untuk mengatasi virus klowor, belakangan dari kenalannya yang adalah Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu diberi tahu ada serbuk untuk mematikan virus klowor.

Baca juga : Kalau Banyuasin Gagal Panen, Sumatera Selatan Enggak Makan

Sayangnya, harganya cukup mahal sehingga petani perlu menyisihkan uang lebih untuk menjaga padinya tetap aman.

"Satu bungkus kecil buat satu hektar itu berapa ratus ribu, saya lupa. Tapi, kan enggak cuma beli itu, mesti beli obat buat hama lain itu semua bisa habis sampai Rp 2 juta buat satu hektar saja," keluh Caya.

Dia berharap, pemerintah bisa memberikan solusi untuk hama dan virus semacam ini. Jika sudah ada langkah penanganannya, maka petani bisa fokus menanam dan menjaga kualitas padi dan beras yang akan dijual nanti.

Kompas TV Alami Kekeringan, Sejumlah Lahan Pertanian Gagal Panen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com