Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNI Hapus Buku Kredit Macet Trikomsel

Kompas.com - 17/01/2018, 20:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melakukan write-off alias hapus buku terhadap kredit bermasalah PT Trikomsel Oke Tbk. Kredit tersebut senilai Rp 1,3 triliun.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, penghapus bukuan terhadap kredit Trikomsel ini membuat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perseroan turun menjadi 2,3 persen pada tahun 2017. Pada tahun sebelumnya, rasio NPL BNI mencapai 3 persen.

"Hampir semua kredit yang write-off merupakan kredit yang gagal direstrukturisasi. Sejak 2015, kami melakukan pemurnian dari produktivitas," ujar Baiquni dalam konferensi pers di Kantor Pusat BNI, Rabu (17/1/2018).

Baiquni menyebutkan, selama tahun 2017, BNI telah menghapus buku kredit bermasalah sebesar Rp 8 triliun. Angka ini termasuk kredit Trikomsel yang bermasalah tersebut.  "Banyak kredit yang kami downgrade menjadi NPL, lalu kami coba restrukturisasi. Ada yang berhasil dan ada yang tidak," ucap dia.

Baca juga: Tahun Ini, BNI Berencana Akuisisi Bank Menengah

Utang Trikomsel, lanjut Baiquni, direstrukturisasi secara internal. Namun demikian, ada permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan hasilnya kurang menguntungkan bagi bank.

Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I 2017 yang disusun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menunjukkan ada masalah pada pemberian fasilitas kredit modal kerja BNI kepada Trikomsel senilai Rp 1,3 triliun berpotensi menjadi kredit macet karena tidak sesuai dengan ketentuan.

Hasil Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) pada BUMN dan badan lainnya menyimpulkan, pada umumnya pengelolaan operasional pendapatan, biaya dan investasi BUMN belum sepenuhnya sesuai Sistem Pengendalian Intern (SPI) perusahaan dan ketentuan perundang-undangan.

Atas NPL Trikomsel, BNI telah membentuk CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) sejak tahun 2016. Selama periode itu, rasio CKPN BNI telah meningkat dari 142,4 persen menjadi 147 persen.

Kompas TV Konglomerat Rachmat Gobel Selamatkan Nyonya Meneer


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com