Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Kebijakan Impor Ditempuh agar Harga Beras saat Lebaran Bisa Turun

Kompas.com - 18/01/2018, 14:27 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan kebijakan importasi beras hingga 500.000 ton. Salah satunya agar harga beras saat mendekati bulan puasa dan Lebaran bisa diredam.

Harga beras di sejumlah wilayah yang sudah melonjak naik dan musim panen raya beberapa bulan lagi menjadi alasan impor beras dibutuhkan.

"Pemerintah tidak mau ambil resiko kekurangan pasokan beras mengingat panen raya baru akan terjadi Maret dan berdampak terhadap harga di April 2018," kata Enggar saat menjawab pertanyaan di rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Kamis (18/1/2018).

Enggar mengungkapkan, kondisi saat ini, dari tujuh region di seluruh Indonesia, hanya region Maluku dan Papua yang harga berasnya masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).

Sedangkan enam region lain, harga beras didapati masih di atas HET dengan kisaran gap 5,5 persen sampai 16,7 persen.

Selain itu, cadangan beras pemerintah (CBP) di Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) tidak mencapai standar ideal di angka satu juta ton. Enggar mencatat, sampai Rabu (17/1/2018) kemarin, stok beras public service obligation (PSO) Perum Bulog sebanyak 854.947 ton.

Stok beras PSO itu sudah termasuk dengan CBP sejumlah 134.646 ton. Bersamaan dengan penyaluran beras melalui operasi pasar, diperkirakan sisa stok beras di Perum Bulog pada 31 Maret 2018 tinggal 142.029 ton, sehingga butuh beras impor untuk dimasukkan ke dalam stok beras cadangan tersebut.

Ketentuan dalam importasi beras, yaitu waktu yang ditetapkan bagi Perum Bulog sebagai pelaksana adalah mengimpor maksimal sampai akhir Februari 2018.

Batasan itu ditetapkan karena diperkirakan awal Maret nanti masuk puncak musim panen raya, sehingga stok beras beredar harus dikontrol supaya harga beras dalam negeri tidak terganggu.

Anggaran untuk mengimpor beras menggunakan dana Perum Bulog sendiri. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti pada Selasa (16/1/2018) memastikan, mereka masih memiliki dana untuk mengimpor 500.000 ton beras karena ada kelonggaran likuiditas hingga Rp 9,8 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com