Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reksa Dana ETF Blockchain Pertama Hadir di Bursa Saham AS

Kompas.com - 18/01/2018, 15:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CoinDesk

NEW YORK, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi blockchain kini semakin pesat. Reality Shares Advisors and Amplify Trust ETF meluncurkan produk reksa dana exchange traded fund (ETF) blockchain pertama di bursa saham Nasdaq dan New York Stock Exchange (NYSE).

Reksa dana ETF adalah produk reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa efek. ETF merupakan kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di bursa seperti saham.

Dalam ETF ini ada pula manajer investasi dan bank kustodian, layaknya reksa dana konvensional.

Yang membedakan ETF dengan reksa dana biasa adalah keunggulannya yang bisa diperjualbelikan melalui Bursa Efek selama jam bursa berlangsung.

Baca juga : Mengenal Reksa Dana ETF (Bagian 1)

Pada saat pembukaan perdagangan di AS, produk Nasdaq NextGen Economy ETF dibuka pada level 24,20 dollar AS atau sekitar Rp 324.280.

Sementara itu, produk Transformational Data Sharing ETF berada pada level hampir 20 dollar AS atau sekitar Rp 268.000.

Mengutip Coindesk, Kamis (18/1/2018), kedua produk ETF ini secara eksklusif menanamkan dananya di perusahaan-perusahaan berbasis blockchain.

Dalam prospektusnya yang diterbitkan pada November 2017 lalu, Reality Shares menyatakan bahwa berinvestasi pada perusahaan rintisan (startup) blockchain dapat berisiko karena minimnya regulasi dan perusahaan bisa saja sulit meraup laba.

Baca juga : Teknologi Blockchain, Teknologi Masa Depan

Meskipun demikian, di dalam prospektus tersebut dinyatakan pula bahwa dana hanya akan diinvestasikan pada perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas 200 juta dollar AS. Rata-rata harian perdagangannya pun paling tidak 1 juta dollar AS.

Reality Shares telah mengembangkan indeks bersama Nasdaq untuk melacak perusahaan-perusahaan startup blockchain yang akan dimanfaatkan oleh ETF, ujar analis Reality Shares Kian Salehizadeh.

Indeks tersebut pun didukung algoritma yang dikembangkan oleh Reality Shares.

"Kami ingin menciptakan ETF yang terkait dengan teknologi blockchain, ini adalah sesuatu yang memanfaatkan ekosistem tersebut," jelas Salehizadeh.

Baca juga : Trump Desak Saudi Aramco Melantai di Bursa Saham AS

Ia menuturkan, awalnya nama produk tersebut mengandung kata "blockchain." Namun, Komisi Sekuritas dan Bursa Efek AS (SEC) menghapusnya.

Meski SEC belum secara formal menerbitkan persetujuan mengenai produk ETF tersebut, imbuh Salehizadeh, namun secara otomatis produk itu sudah disetujui.

Kompas TV Beli Reksa Dana Via "Online"


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CoinDesk


Terkini Lainnya

Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Whats New
Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Whats New
Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Whats New
Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Whats New
Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Whats New
TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

Whats New
Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Whats New
Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan 'Seller' untuk Kembali Berjualan

TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan "Seller" untuk Kembali Berjualan

Whats New
Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Whats New
TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

Whats New
Cak Imin Kritik Kartu Prakerja, Manajemen: Kita Tidak Melatih Orang Menonton YouTube

Cak Imin Kritik Kartu Prakerja, Manajemen: Kita Tidak Melatih Orang Menonton YouTube

Whats New
Efisiensi Logistik lewat Teknologi Digital, Manfaat dan Tantangannya

Efisiensi Logistik lewat Teknologi Digital, Manfaat dan Tantangannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com