Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Mendag, Impor Beras Tak Akan Rugikan Petani

Kompas.com - 19/01/2018, 10:45 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan importasi beras dapat dilihat dari dua sudut pandang berbeda, baik dari masyarakat konsumen maupun petani yang memproduksi beras dalam negeri.

Bagi konsumen, impor dianggap menguntungkan karena bisa menekan harga beras yang sudah tinggi saat ini.

Tetapi, bagi petani, impor beras dikhawatirkan menjadi ancaman, di mana seharusnya beras dalam negeri yang diutamakan.

Menanggapi pandangan ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Kamis (18/1/2019) menjamin kedua pihak itu tidak ada yang dirugikan dengan kebijakan importasi beras.

Baca juga : Impor Beras Dinilai akan Bantu Kendalikan Inflasi Januari 2018

 

Menurut Mendag, ada dua komitmen yang akan dijalankan bersamaan saat kebijakan impor beras itu terlaksana.

"Jadi, impor beras untuk kepentingan stabilisasi harga dan ketersediaan stok yang tujuannya agar harga kembali normal," kata Enggar di hadapan anggota Komisi VI.

Sedangkan komitmen berikutnya adalah jaminan pemerintah menyerap beras hasil produksi petani dalam negeri melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).

Komitmen ini bahkan telah disampaikan di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada rapat koordinasi terbatas, beberapa hari lalu.

Baca juga : Ada Perbedaan Keterangan, DPR Akan Undang Kementan Soal Impor Beras

"Tidak usah ada kekhawatiran dari petani kalau ada panen tidak terserap. Panen berapapun, akan dibeli oleh Bulog," tutur Enggar.

Banyak pertanyaan dari anggota Komisi VI mengenai kenapa Indonesia harus impor beras, dan dari mana hitungan jumlah beras yang diimpor sebesar 500.000 ton. Enggar menjelaskan, tidak ada yang bisa menjamin bahwa Maret 2018 sudah panen raya.

Dari data terakhir, cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog tidak mencapai standar ideal di angka 1 sampai 1,5 juta ton. Enggar mencatat, sampai Rabu (17/1/2018) kemarin, stok beras public service obligation (PSO) Perum Bulog hanya 854.947 ton.

Stok beras PSO itu sudah termasuk dengan CBP sejumlah 134.646 ton. Bersamaan dengan penyaluran beras melalui operasi pasar, diperkirakan sisa stok beras di Perum Bulog pada 31 Maret 2018 tinggal 142.029 ton.

Baca juga : Tak Puas dengan Mendag, Komisi VI DPR akan Bentuk Tim Pengawas Impor Beras

Untuk menjaga CBP tetap ada, maka diambil keputusan impor beras 500.000 ton sebagai langkah antisipasi.

Ketika beras impor tiba di Indonesia, tidak akan langsung dilepas ke pasar, melainkan masuk ke dalam stok beras dan disimpan di gudang Bulog.

Jika semuanya lancar, yakni Maret dan April stok beras bertambah signifikan dari panen raya, maka beras impor tetap berfungsi sebagai cadangan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com