Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Daoed Joesoef, Profesor yang Pilih Kuliah ke Perancis ketimbang AS

Kompas.com - 24/01/2018, 10:33 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef, meninggalkan kesan tersendiri di mata kerabatnya.

Mantan Menteri Kabinet Pembangunan III (1978-1982) itu telah berpulang di usianya yang menginjak 91 tahun pukul 23.55 WIB pada hari Selasa (23/1/2018) di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan.

"Ada kenangan ketika lulus sekolah dari Sorbonne University tahun 2005, November saya datang ke rumah Prof Daoed untuk diskusi," kata Komisaris BRI Rofikoh Rokhim yang sekaligus ekonom Universitas Indonesia (UI) melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (24/1/2018) pagi.

Rofikoh yang juga alumnus Sorbonne University Perancis ini menceritakan, Daoed memutuskan hal yang berbeda dengan rekan dosen lain di Fakultas Ekonomi UI yang kala itu memilih Amerika Serikat untuk memperdalam ilmunya.

Daoed memilih ke Perancis karena dia ingin memperdalam ilmu filsafat sekaligus pengetahuan tentang ekonomi sosial.

Dalam kenangan Rofikoh, Daoed sangat fasih berbahasa Perancis dan kondisinya selalu sehat. Rahasia di balik kesehatan Daoed, ucap Rofikoh, tidak lain karena selalu belajar dengan membaca dan menuangkan pikirannya melalui tulisan-tulisan.

"Menurut beliau, dia sehat karena selalu iqra alias membaca dan diskursus atas ide-ide para filsuf yang dikaitkan dengan kondisi terkini," tutur Rofikoh.

Rofikoh juga mengingat dengan jelas Daoed punya ingatan yang tajam, nampak dari hasil-hasil tulisannya dan ketika membahas apa yang sudah dia tuangkan menjadi artikel.

Pesan yang paling diingat Rofikoh dari seorang Daoed adalah untuk membaca tentang filsafat dan romance, di samping membaca text book serta jurnal.

"Itu untuk melatih pemikiran mendasar dan luwes. Katanya, jangan lupa juga membaca media agar update. Selamat jalan, Prof!" ujar Rofikoh.

Daoed lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 8 Agustus 1926. Ia menempuh pendidikan di HIS, Medan (1939); MULO-Tjuu Gakko, Medan (1944); SMA, Yogyakarta (1949); Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Jakarta (1959); Program Master, Universite de Paris I, Pantheon-Sorbonne, Perancis (1969); Doctorat de L'Universite, Universite de Paris, Perancis (1965); Docteur d'Etat es Sciences Economiques, Universite de Paris I, Pantheon-Sorbonne, Perancis (1973).

Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Giri Tama, Bogor, Jawa Barat. Almarhum meninggalkan seorang istri, Sri Sulastri; seorang anak, Sri Sulaksmi Damayanti, menantu, dan dua orang cucu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com