Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telkom Terdepak dari 3 Besar Kapitalisasi Pasar Tertinggi di BEI

Kompas.com - 25/01/2018, 19:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) keluar dari tiga besar kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak awal 2018, kapitalisasi pasar BUMN teknologi ini sudah anjlok ke peringkat kelima dengan nilai kapitalisasi Rp 501 triliun atau setara 5,5 persen dari total market cap IHSG.

Padahal, Januari 2017, TLKM masih menempati posisi kedua dengan nilai kapitalisasi Rp 390,09 triliun atau setara 6,78 persen dari total market cap IHSG.

Posisi TLKM saat ini digeser oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Pergeseran ini tak lepas dari posisi TLKM yang menjadi pemberat atau laggard IHSG. Sejak awal tahun, saham TLKM menjadi laggard terbesar. Saham TLKM telah mengurangi poin indeks sebesar 41,7 poin setelah harga sahamnya turun lebih dari 10 persen.

Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, banyak investor yang melepas saham TLKM lantaran sentimen Satelit Telkom 1 yang belum sepenuhnya hilang, meski insiden anomali satelit sudah terjadi sejak Agustus tahun lalu.

Baca juga : Telkom Kaji Percepatan Peluncuran Satelit Telkom 4

David bilang, pengaruh negatif atas anomali tersebut akan tercermin di pembukuan TLKM 2017. Meski belum bisa mengukur seberapa besar pengaruhnya, David menilai hal ini krusial. "Ini tercermin dari net sell asing, karena mereka melihat sentimen itu krusial," ujar dia seperti dikutip dari Kontan.co.id, Kamis (25/1/2018).

Mengutip data RTI, net sell asing atas saham TLKM memang tergolong besar. Per Rabu (24/1/2018), net sell asing tercatat Rp 246,49 miliar di seluruh pasar. Sehingga, sejak awal tahun, saham TLKM telah mengakumulasi net sell Rp 1,39 triliun di seluruh pasar.

Hingga penutupan Kamis ini, net sell asing masih berlanjut, sebesar Rp 160,58 miliar. Sehingga, saham TLKM hingga penutupan sore melemah 0,25 persen ke level Rp 3.970 per saham. Penurunan ini lebih rendah dibanding penurunan sehari sebelumnya yang mencapai 2,6 persen ke level Rp 3.980 per saham.

David menyebut, hingga saat ini belum ada sentimen ekspansi yang mampu mengalihkan perhatian pasar kembali melirik saham TLKM. "Waktu emiten lain berjalan, TLKM berlari. Sekarang, emiten lain berlari, TLKM sedang mengambil napas," sebutnya.

Meski demikian, David memastikan tidak ada yang salah dengan fundamental TLKM. Valuasinya malah sudah jauh lebih menarik, dengan posisi price earning ratio (PER) 16,75 kali. Bandingkan dengan saham PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang memiliki PER masing-masing sebesar 21,18 kali dan 100 kali.

"Kami masih buy semua emiten BUMN, untuk TLKM target harga Rp 4.400 per saham," ucapnya. (Kontan/Dityasa H Forddanta)

Berita ini sudah tayang di Kontan dengan judul Telkom terdepak ke peringkat kelima market cap terbesar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com