KOMPAS.com - Ketika kesemoatan Freeport-McMoRan Inc untuk tetap beroperasi di Indonesia hampir mencapai kesepakatan, tantangan hadir dari Rio Tinto Group.
Hal ini disampaikan CEO Freeport-McMoran Inc Richard Adkerson dalam wawancara dengan para analis Bloomberg.
Adkerson menjelaskan bahwa upaya pihaknya mendapatkan kontrak jangka panjang di Indonesia, termasuk upaya divestasi saham PT Freeport Indonesia, tetap menantang.
Namun, keinginan Rio Tinto untuk melepas sahamnya untuk produksi masa depan sampai 2022 telah mengubah permainan.
"Isu ini dengan mitra joint-venture kami benar-benar mengubah ketentuan bagaimana jadinya nanti ketentuan divestasi dari Freeport," kata Adkerson, mengacu pada upaya Rio Tinto.
Baca juga : Pemerintah RI Akan Akuisisi Hak Partisipasi Rio Tinto di Freeport
"Dengan demikian negoisasi tidak akan sesignifikan jika kami harus mendivestasi 51 persen saham," lanjut dia.
Sepanjang 2017 sendiri Adkerson lebih banyak berada di Indonesia ketimbang di markas Freeport di Phoenix, untuk mendiskusikan aneka kesepakatan dengan pemerintah Indonesia. namun sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai nilai aset Freeport sebagai dasar divestasi.
Namun, harga final saham Freeport Indonesia akan menjadi berkurang jika Rio Tinto setuju menjual sahamnya di Grasberg, sebab Freeport bisa mendivestasi saham dengan jumlah lebih kecil.
Adkerson sendiri mengatakan pihaknya tidak secara langsung dilibatkan dalam pembicaraan penjualan saham Rio Tinto ke pemerintah Indonesia, namun dia memprediksi sebuah kesepakatan akan segera muncul.
Baca juga : Dibantu Putri 9 Tahunnya, Pria Perancis Ini Amankan Jabatan Jadi CEO Rio Tinto
Juru bicara Rio Tinto yang dihubungi Bloomberg tidak segera merespon permintaan untuk komentar mengenai hal ini.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.