Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Prinsip Ini agar Tidak Merugi karena Demam Bitcoin

Kompas.com - 28/01/2018, 10:00 WIB

Keputusan berinvestasi ada baiknya berdasarkan pada satu tujuan yang jelas dan terukur. Pasalnya, hal itu akan sangat mempengaruhi penentuan strategi investasi yang tepat. Sebagai contoh, Anda ingin berinvestasi untuk kebutuhan dana pendidikan anak 10 tahun lagi.

Di sini Anda perlu mengetahui berapa total dana yangn Anda butuhkan saat tiba waktunya anak sekolah 10 tahun lagi.

Baca juga : Ini Cara Untuk Mengukur Saham Sudah Mahal atau Masih Murah

 

Setelah mengetahui kebutuhan dana yang sudah diperhitungkan dengan inflasi, Anda baru bisa menentukan dengan instrument atau kendaraan apa untuk mencapainya.

Tidak semua produk investasi tepat untuk membantu tujuan keuangan. Untuk tujuan jangka panjang, Anda bisa memanfaatkan emas, saham, properti, reksadana saham. Sedang untuk jangka pendek, Anda bisa menimbang instrument lain seperti reksadana pasar uang, dan sebagainya.

Sehingga, pemilihan instrument investasi yang cocok tidak didasari pertimbangan spekulatif, hanya sekadar karena tren atau “kata teman itu menguntungkan”.

Untuk lebih jelas, Anda bisa meminta nasihat perencana keuangan agar bisa mendapatkan masukan profesional terbaik.

3. Investasi berkala

Ada banyak strategi investasi yang bisa Anda pilih. Mulai dari cara lumpsump atau berinvestasi sekaligus banyak di depan, ada juga dollar cost averaging (DCA) dengan cara menginvestasikan sejumlah dana secara berkala di sebuah produk.

Bagi kalangan yang memiliki pendapatan rutin, investasi berkala dapat menjadi pilihan. Dengan cara ini, Anda bisa membangun aset dengan masuk pasar secara berkala dan disiplin. Ini membantu Anda mengatasi volatilitas pasar dan mengelola risiko.

Kecuali Anda seorang profesional di pasar keuangan, menjalankan investasi berdasarkan market timing akan terlalu sulit dilakukan di tengah kesibukan.

4. Diversifikasi aset investasi

Jangan tempatkan telur hanya di satu keranjang. Prinsip ini penting untuk selalu diterapkan. Pengelolaan risiko investasi bisa Anda lakukan dengan mendiversifikasi keranjang investasi Anda.

Misalnya, dengan menyebarnya ke berbagai aset mulai dari aset pasar finansial yang risikonya tinggi, dengan aset keuangan dengan risiko rendah dipadukan dengan aset riil seperti emas atau properti.

Jangan pernah sekali-kali menempatkan seluruh investasi Anda di satu tempat saja. 

Berita ini merupakan kerja sama dengan HaloMoney.co.id. Kompas.com tidak bertanggungjawab atas isi konten. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com