Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Prinsip Ini agar Tidak Merugi karena Demam Bitcoin

Kompas.com - 28/01/2018, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Beberapa waktu belakangan, media sosial dihebohkan oleh demam bitcoin dan mata uang digital lain yang tengah naik daun. Banyak kalangan yang mendaku telah mengantongi untung luar biasa karena berinvestasi di mata uang digital tersebut.

Tak pelak cerita dari mulut ke mulut itu berhasil menarik banyak orang untuk ikut memutar uang di bitcoin.

Hanya saja, sebagaimana siklus kehidupan, baru saja pamornya melesat, mendadak keperkasaannya hancur. Harga bitcoin longsor begitu juga uang digital lainnya.

Di media sosial sempat pula beredar cerita viral tentang salah satu investor yang mengaku terancam bangkrut karena harus menanggung kerugian dari penurunan harga mata uang digital ini.

Anda sempat tertarik ingin berinvestasi di bitcoin atau uang digital? Berinvestasi di produk apapun, termasuk uang digital, tidak bisa Anda lakukan hanya karena mengikuti tren atau ajakan teman.

Berbeda dengan menabung di mana risiko kehilangan modal relatif kecil, berinvestasi menuntut kesiapan yang lebih matang.

Ada beberapa prinsip investasi yang perlu Anda pahami sebelum memutuskan untuk menempatkan dana pada produk apapun itu. Berikut ini penjelasannya seperti dikutip dari situs perbandingan dan pengajuan produk keuangan HaloMoney.co.id:

1. Ketahui profil risiko

Profil risiko adalah tingkat toleransi Anda terhadap fluktuasi kenaikan dan penurunan harga dalam portofolio investasi Anda.

Seberapa nyaman Anda bila uang yang Anda tempatkan di sebuah produk, menurun nilainya sampai 80 persen? Berapa tingkat toleransi Anda terhadap penurunan aset? Apakah mengalami penurunan nilai 20 persen sudah membuat Anda susah tidur saat malam?

Anda bisa mengetahui profil risiko memanfaatkan portal-portal di internet. Misalnya di Kontan.co.id, portal reksadana atau website manajer investasi.

Mengetahui profil risiko sangat penting sebelum Anda memutuskan menempatkan dana di sebuah produk. Sebagai hasil, nanti Anda bisa mengetahui apakah profil risiko Anda tergolong konservatif, moderat atau agresif.

Ini pula yang membedakan aksi investasi dengan aksi judi. Investasi mensyaratkan perhitungan yang jelas sesuai dengan profil risiko. Sedangkan judi atau gambling, murni sekadar spekulasi tanpa dasar keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan.

2. Tentukan tujuan investasi

Apa tujuan Anda memutar uang di sebuah produk investasi? Untuk menabung kebutuhan di masa depan, katakan 5 tahun lagi? Atau untuk 20 tahun lagi sebagai bagian dari dana pensiun? Atau, Anda sekadar ingin coba-coba saja?

Keputusan berinvestasi ada baiknya berdasarkan pada satu tujuan yang jelas dan terukur. Pasalnya, hal itu akan sangat mempengaruhi penentuan strategi investasi yang tepat. Sebagai contoh, Anda ingin berinvestasi untuk kebutuhan dana pendidikan anak 10 tahun lagi.

Di sini Anda perlu mengetahui berapa total dana yangn Anda butuhkan saat tiba waktunya anak sekolah 10 tahun lagi.

Baca juga : Ini Cara Untuk Mengukur Saham Sudah Mahal atau Masih Murah

 

Setelah mengetahui kebutuhan dana yang sudah diperhitungkan dengan inflasi, Anda baru bisa menentukan dengan instrument atau kendaraan apa untuk mencapainya.

Tidak semua produk investasi tepat untuk membantu tujuan keuangan. Untuk tujuan jangka panjang, Anda bisa memanfaatkan emas, saham, properti, reksadana saham. Sedang untuk jangka pendek, Anda bisa menimbang instrument lain seperti reksadana pasar uang, dan sebagainya.

Sehingga, pemilihan instrument investasi yang cocok tidak didasari pertimbangan spekulatif, hanya sekadar karena tren atau “kata teman itu menguntungkan”.

Untuk lebih jelas, Anda bisa meminta nasihat perencana keuangan agar bisa mendapatkan masukan profesional terbaik.

3. Investasi berkala

Ada banyak strategi investasi yang bisa Anda pilih. Mulai dari cara lumpsump atau berinvestasi sekaligus banyak di depan, ada juga dollar cost averaging (DCA) dengan cara menginvestasikan sejumlah dana secara berkala di sebuah produk.

Bagi kalangan yang memiliki pendapatan rutin, investasi berkala dapat menjadi pilihan. Dengan cara ini, Anda bisa membangun aset dengan masuk pasar secara berkala dan disiplin. Ini membantu Anda mengatasi volatilitas pasar dan mengelola risiko.

Kecuali Anda seorang profesional di pasar keuangan, menjalankan investasi berdasarkan market timing akan terlalu sulit dilakukan di tengah kesibukan.

4. Diversifikasi aset investasi

Jangan tempatkan telur hanya di satu keranjang. Prinsip ini penting untuk selalu diterapkan. Pengelolaan risiko investasi bisa Anda lakukan dengan mendiversifikasi keranjang investasi Anda.

Misalnya, dengan menyebarnya ke berbagai aset mulai dari aset pasar finansial yang risikonya tinggi, dengan aset keuangan dengan risiko rendah dipadukan dengan aset riil seperti emas atau properti.

Jangan pernah sekali-kali menempatkan seluruh investasi Anda di satu tempat saja. 

Berita ini merupakan kerja sama dengan HaloMoney.co.id. Kompas.com tidak bertanggungjawab atas isi konten. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com