JAKARTA, KOMPAS.com - Karantina Pertanian Bandara Soekarno Hatta musnahkan 400 gram benih Kedelai asal Taiwan.
Pelaksana Harian (Plh) Eka Darnida Yanto, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengungkapkan, setelah dilakukan pengujian laboratorium, benih tersebut dinyatakan positif mengandung Broad Bean Wilt Virus (BBWV) yang merupakan Organisme Pengganggu Tanaman Kategori (OPTK) A1 golongan 1.
"Kategori A1 adalah penyakit yang belum ada di Indonesia. Bila benih kedelai bervirus ini masuk ke Indonesia maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap kedelai lokal," ujar Eka melalui keterangan resmi, Senin (29/1/2018).
Eka menjelaskan, virus BBWV tersebut dapat menyerang tanaman kedelai dan bisa mengurangi produksi hingga 50 sampai 75 persen dari total luasan lahan tanam.
Baca juga : Oleh-oleh Buah dari Luar Negeri Disita Karantina, Kenapa Kurma Tidak?
"Selain itu BBWV juga dapat menyerang 180 spesies tanaman lainnya. Beberapa tanaman yang dapat terserang antara lain tomat, wortel dan kacang panjang," jelasnya.
Adapun pemusnahan tersebut dilakukan sesuai amanat UU Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, demi terjaganya sumber daya alam di Indonesia dari ancaman Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan OPTK dari luar wilayah Republik Indonesia.
Selain benih Kedelai, Karantina Soekarno Hatta juga memusnahkan beberapa komoditas pertanian yang masuk ke Indonesia dalam kurun waktu Oktober hingga Desember 2017.
Pemusnahan dilakukan karena tidak dilengkapi dengan dokumen persyaratan berasal dari daerah yang dilarang pemasukannya atau berdasarkan uji laboratorium ditemukan penyakit yang dapat mengancam Pertanian dan Peternakan di Indonesia.
Komoditas pertanian yang dimusnahkan antara lain buah kurma asal Mesir sebanyak 93 kilogram (kg), produk asal hewan dari luar negeri sebanyak 683 kg, vaksin milik Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) sebanyak 9 vial dan 5 ekor burung merpati asal Taiwan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.