Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karantina Soekarno-Hatta Musnahkan Benih Kedelai Terjangkit Virus

Kompas.com - 29/01/2018, 13:13 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Karantina Pertanian Bandara Soekarno Hatta musnahkan 400 gram benih Kedelai asal Taiwan.

Pelaksana Harian (Plh) Eka Darnida Yanto, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengungkapkan, setelah dilakukan pengujian laboratorium, benih tersebut dinyatakan positif mengandung Broad Bean Wilt Virus (BBWV) yang merupakan Organisme Pengganggu Tanaman Kategori (OPTK) A1 golongan 1.

"Kategori A1 adalah penyakit yang belum ada di Indonesia. Bila benih kedelai bervirus ini masuk ke Indonesia maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap kedelai lokal," ujar Eka melalui keterangan resmi, Senin (29/1/2018).

Eka menjelaskan, virus BBWV tersebut dapat menyerang tanaman kedelai dan bisa mengurangi produksi hingga 50 sampai 75 persen dari total luasan lahan tanam.

Baca juga : Oleh-oleh Buah dari Luar Negeri Disita Karantina, Kenapa Kurma Tidak?

"Selain itu BBWV  juga dapat menyerang 180 spesies tanaman lainnya. Beberapa tanaman yang  dapat terserang antara lain tomat, wortel dan kacang panjang," jelasnya.

Adapun pemusnahan tersebut dilakukan sesuai amanat UU Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, demi terjaganya sumber daya alam di Indonesia dari ancaman Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan OPTK dari luar wilayah Republik Indonesia. 

Selain benih Kedelai, Karantina Soekarno Hatta juga memusnahkan beberapa komoditas pertanian yang masuk ke Indonesia dalam kurun waktu Oktober hingga Desember 2017.

Pemusnahan dilakukan karena tidak dilengkapi dengan dokumen persyaratan berasal dari daerah yang dilarang pemasukannya atau berdasarkan uji laboratorium ditemukan penyakit yang dapat mengancam Pertanian dan Peternakan di Indonesia. 

Komoditas pertanian yang dimusnahkan antara lain buah kurma asal Mesir sebanyak 93 kilogram (kg), produk asal hewan dari luar negeri sebanyak 683 kg, vaksin milik Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) sebanyak 9 vial dan 5 ekor burung merpati asal Taiwan. 

Kompas TV Simak pembahasannya hanya di Sapa Indonesia Pagi berikut ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com