Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Gabah di Petani Turun tapi Harga Beras Naik, Apa Kata Menteri Pertanian?

Kompas.com - 29/01/2018, 14:11 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki masa panen raya padi pada Februari-Maret 2018 harga gabah di tingkat petani terus alami penurunan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, mengatakan saat ini harga gabah petani terus mengalami penurunan, namun harga beras ditingkat konsumen justru naik.

Menurut Amran, saat ini tengah terjadi penurunan harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebesar Rp 300 per kilogram. Sementara itu, harga gabah ditingkat petani sudah mengalami penurunan sebesar Rp 800 per kilogram.

"Cipinang turun Rp 300, di lapangan gabah turun Rp 800 per kilogram. Harusnya sebenarnya linier kalau turun Rp 800 di lapangan di kota beras juga turun Rp 800," papar Amran di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (19/1/2018).

Dalam beberapa hari kedepan, Mentan memprediksi harga gabah ditingkat petani akan terus turun seiring dengan datangnya musim panen raya padi di berbagai daerah.

"Kami pastikan besok itu turun, bahkan hari ini di bawah lagi," jelasnya.

Adapun antisipasi pemerintah untuk menjaga harga gabah ditingkat petani tidak terus mengalami penurunan adalah dengan mengoptimalkan peran Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyerap produksi hasil petani.

"Kami harus antisipasi. Bulog antisipasi. Panen raya sampai Mei. Aku produksi Insya Allah lebih dari tahun lalu (81,3 juta ton). Rencana tahun ini diatas 80 juta ton gabah untuk padi," papar Amran.

Sementara itu, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Wilayah Jawa Tengah Edi Sutrisno mengungkapkan, saat ini sentra padi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) sudah memasuki masa panen.

"Di Jateng sudah mulai panen. Kalau harga gabah sekarang  yang dipanen pakai mesin combine harvester itu Rp 5.000 per kilogram, kalau manual Rp 4.500 per kilogram. Kalau sebelumnya yang panen pake combine itu Rp 5.500 sampai Rp 5.800 per kilogram, itu dua pekan lalu," ujarnya melalui sambungan telepon.

Edi mengatakan, penurunan harga gabah kering panen sebesar Rp 800 per kilogram sudah memberatkan kalangan petani. "Rp 800 itu bagi petan itu anjlok," kata Edi.

Menurutnya, dalam memproduksi padi, petani harus menanggung berbagai biaya operasional, mulai dari biaya sewa lahan, hingga tenaga kerja.

"Petani itu tidak ada untungnya.  Karena ada biaya tanah sewa dan biaya sewa tenaga kerja. Tapi petani enggak ada yang putus asa. Pemerintah mikirnya hanya orang yang biasa makan terus takut kelaparan. Tapi kalau petani itu suaranya lemah dan tidak didengarkan," kata Edi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com