Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Marah Serapan Anggaran Kemenhub Tidak Maksimal

Kompas.com - 01/02/2018, 13:12 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menegur Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan jajarannya saat bicara dalam rapat Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Perbuhungan (Kemenhub) tahun Anggaran 2019.

Ani, demikian sapaan akrabnya, menegur seluruh jajaran Kemenhub karena dinilai tidak bisa mengelola anggaran dengan baik. Indikasinya adalah soal penyerapan anggaran yang tidak sesuai dengan target.

"Jadi saya katakan, lihat cara Anda membelanjakannya. Tahun 2015 ke 2017, kapasitas spend Anda sebenarnya berapa?" ujarnya di Gedung Kemenhub, Kamis (1/2/2018).

Dia merinci, penyerapan anggaran Kemenhub selama 10 tahun terakhir tidak pernah mencapai 90 persen, padahal nilai yang diberikan selalu naik.

Beberapa di antaranya, anggaran Kemenhub pada 2010 mencapai Rp 17,8 triliun, lalu pada 2018 ini Kemenhub mengelola Rp 48,2 triliun.

Hal yang kemudian menjasi sorotan adalah sisa anggaran yang begitu besar. Pada tahun 2015, karena Presiden Joko Widodo ingin cepat membangun, maka dialokasikan anggaran yang lebih besar, dari Rp 37 triliun ke Rp 65 triliun.

"Lalu how much you can spend? Dari kenaikan segitu Kemenhub hanya bisa membelanjakan Rp 47 triliun, itupun saya akan bertanya berapa yang betul-betul dibelanjakan," kata Ani.

"Saya bukan anti-menambah anggaran, tapi if we and give more tetapi kemudian tak jadi apa-apa, itu dosanya besar sekali kepada rakyat Indonesia. Belum kalau ditambah dosa korupsi," imbuhnya.

Untuk itu, Menkeu berpesan agar pada tahun ini dan berikutnya, Kemenhub lebih kreatif dalam mengelola anggaran.

Apalagi sudah ada keleluasaan kerjasama sama dengan swasta untuk mendorong percepatan pembangunan di Tanah Air. Tidak semua pembangunan harus memakai dana APBN yang terbatas.

"Kita harus sudah memikirkan (pembangunan) mana yang memiliki nilai tambah tertinggi dan dari swasta paling rendah, itulah letak APBN. Lalu kalau jalur (yang dibangun) sudah bagus, gemuk, anda barangkali cuma butuh APBN 10 persen, 90 persen sisanya bisa swasta," Menkeu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

Whats New
Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com