Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Indonesia Naik

Kompas.com - 01/02/2018, 13:26 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) tahun 2017 naik 4,74 persen dibandingkan tahun 2016. Kenaikan ini utamanya disebabkan naiknya produksi industri makanan yang tercatat sebesar 9,93 persen.

"Industri lainnya yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri pengolahan Lainnya, turun 4,51 persen," ungkap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Kamis (1/2/2018).

Suhariyanto menuturkan, pertumbuhan produksi IBS pada kuartal IV 2017 naik 5,15 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan kuartal IV 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan naiknya produksi industri makanan yang tercatat sebesar 15,28 persen.

Baca juga : Menperin: Indonesia Pemain Besar Manufaktur Kereta

Sementara itu, industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri bahan kimia dan bahan dari kimia yang turun 12,02 persen.

Secara kuartalan (qtq), pertumbuhan produksi IBS pada kuartal IV 2017 turun 0,59 persen dibandingkan kuartal III 2017.

Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya, yakni naik 8,71 persen.

"Industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang turun 14,85 persen," jelas Suhariyanto.

Baca juga : Kontribusi Manufaktur Indonesia Tertinggi di ASEAN

Pertumbuhan produksi IBS pada kuartal IV 2017 secara tahunan pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah DKI Jakarta, yakni naik 16 persen.

Sementara itu, provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Jambi yang turun 6,54 persen.

Adapun pertumbuhan produksi IBS kuartal IV 2017 secara kuartalan pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Sulawesi Tenggara yang naik 10,22 persen.

Provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Sumatera Selatan yang turun 15,93 persen.

Kompas TV Membaiknya harga sejumlah komoditas andalan Indonesia membuat ekspor Januari meningkat hampir 28% ketimbang setahun sebelumnya. Di sisi impor, meski masih tumbuh, tapi pertumbuhannya hanya 14,5%. Sementara itu, ekspor produk manufaktur juga mulai meningkat. Alhasil, sepanjang Januari lalu, perdagangan Indonesia surplus hampir 1,4 Miliar Dollar. Badan Pusat Statistik menyatakan perbaikan ekonomi negara tujuan ekspor membuat nilai ekspor terus naik.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com