Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Mengelola Penghasilan dengan Prinsip 10 – 20 – 30 – 40

Kompas.com - 02/02/2018, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Memiliki hutang dan cicilan dalam konteks perencanaan keuangan masih baik sepanjang digunakan untuk membeli rumah, kendaraan, atau peralatan untuk kebutuhan yang sifatnya produktif. Untuk rumah dengan status sewa juga bisa dimasukkan dalam alokasi ini.

Namun apabila digunakan untuk membeli barang yang sifatnya konsumtif seperti membeli gadget mewah, jalan-jalan, maka secara perencanaan keuangan itu kurang baik.

Hal ini tidak berarti tidak boleh konsumtif, hanya saja kalau bisa jangan berutang untuk hal yang sifatnya konsumtif tersebut. Jika memang dananya belum cukup, belilah yang sesuai kemampuan. Bagi yang sudah terlanjur berhutang untuk pengeluaran konsumtif, jika memungkinkan, bisa dilunasi secepatnya.

Ada satu kutipan dari bapak Warren Buffet, salah satu orang terkaya di dunia, tentang bagaimana mengatur pengeluaran. Kutipannya sebagai berikut “If you buy things you do not need, soon you will have to sell things you need”

40 Persen Kebutuhan

Persentase inilah idealnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk didalamnya biaya makan, transportasi, tagihan utilitas, pulsa telepon, langganan televisi, keanggotaan olahraga, hobi, pakaian, rekreasi dan sebagainya.

Semua dari yang sifatnya kebutuhan pokok, sampai gaya hidup silakan dimasukkan dalam alokasi ini. Dalam kasus terjadi hal pengeluaran yang sifatnya darurat seperti masuk rumah sakit atau ada kerabat yang meninggal, maka posnya diambil dari alokasi 20% untuk masa depan.

Aplikasi Konsep 10 – 20 – 30 – 40

Konsep di atas apabila diaplikasikan, contohnya sebagai berikut. Misalkan penghasilan per bulan Rp 4 juta, maka sebanyak Rp 400.000 untuk Kebaikan, Rp 800.000 untuk Masa Depan, Rp 1.200.000 untuk Cicilan dan Rp 1.600.000 untuk Kebutuhan.

Jika anda termasuk kategori yang berpenghasilan di atas rata-rata misalkan dengan penghasilan Rp 10 juta, maka alokasinya menjadi Rp 1.000.000 untuk kebaikan, Rp 2.000.000 untuk Masa Depan, Rp 3.000.000 untuk Cicilan dan Rp 4.000.000 untuk kebutuhan.

Alokasi di atas bersifat usulan, anda dapat menyesuaikan sendiri sesuai dengan kondisi keuangan anda. Dan jika anda termasuk kategori masyarakat yang berpenghasilan jauh di atas rata-rata sehingga sebenarnya 10 persen dari penghasilan anda sudah cukup untuk kebutuhan, maka beberapa komponen di atas juga bisa dibalik seperti 10 persen untuk Kebutuhan dan 40 persen untuk Kebaikan.

Bagaimana jika dengan alokasi tersebut, ternyata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan? Ada kemungkinan itu merupakan kode alam yang sangat keras kepada anda untuk segera membenahi keuangan dan bekerja lebih keras untuk meningkatkan penghasilan.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com