Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Sampah, Pertamina Hasilkan Pupuk di Wilayah Pengeboran Minyak

Kompas.com - 02/02/2018, 13:43 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

SUBANG, KOMPAS.com – Menjaga kelestarian lingkungan di daerah operasi pengeboran minyak menjadi salah satu fokus PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) di Lapangan Jatiasri, Subang, Jawa Barat.

Dalam menjaga kelestarian lingkungan, anak usaha PT Pertamina tersebut telah menerapkan program Green Drilling and Health Operation.

Salah satu implementasinya adalah program pengelolaan sampah domestik dengan metode Takakura Composter di berbagai lokasi pengeboran, Metode ini diterapkan PDSI sejak 4 tahun lalu.

Seperti di lokasi pengeboran minyak yang di Jatiasri Subang, Pertamina telah mengelola sampah domestik yang per harinya mencapai 8 kilogram (kg), untuk diolah menjadi kompos.

Project Manager PDSI Jawa - Kawasan Timur Indonesia (KTI), Komedi, menjelaskan, metode pengelolaan sampah domestik tersebut menggunakan metode Takakura Composter sederhana.

“Meski kegiatan ini dinilai sepele, namun jika diabaikan akan merugikan klien yang menggunakan jasa pengeboran kami," kata Komedi saat ditemui di lokasi pengeboran minyak lapangan Jatiasri, Subang, Jawa Barat, Jumat (2/1/2018).

Komedi menjelaskan, pada pelaksanaannya sampah-sampah organik dari kegiatan domestik di sekitar pengeboran ditampung di dalam keranjang kemudian ditambahkan komposter atau activator.

Kemudian, selama 1 minggu, sampah tersebut akan menjadi kompos dan dikemas untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar operasi pengeboran.

“Karena sampah domesitk di rig (lokasi pengeboran) sebelumnya tidak menjadi perhatian khusus,” jelasnya.

Komedi menambahkan, pengelolaan limbah domestik rig juga dibagi dua jenis organik dan anorganik.

Jika sampah organik diolah untuk menjadi pupuk, maka sampah anorganik akan di daur ulang dengan disalurkan kepada masyarakat atau tempat pengelolaan daur ulang sampah yang ada di sekitar daerah operasi.

“Hasil sampah domestik diminati masyarakat setempat untuk campuran pupuk tanaman, hal yang selama ini terabaikan ternyata memberikan manfaat bagi masyarakat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com