Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Gigih dari Anggun, "Seller" Tokopedia dari Aceh

Kompas.com - 07/02/2018, 15:43 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

ACEH BESAR, KOMPAS.com - Siang itu matahari terik menyinari Nanggroe Aceh Darussalam. Saya berkendara menuju Gampong Peukan Bade, Kabupaten Aceh Besar untuk mengunjungi seorang gadis belia bernama Anggun (24) di kediamannya.

Anggun tak berbeda jauh dengan gadis seusianya, muda, modis, dan ceria. Bedanya, Anggun telah merintis usaha dengan memanfaatkan jaringan perdagangan daring Tokopedia.

Lapak digital Anggun bernama Peukan Online. Melalui lapak itu, dia menjual produk-produk kuliner camilan khas Aceh. Di toko itu pula ia memiliki produk unggulan, yakni sale pisang basah, pisang rakit, dan sale pisang goreng yang tak lain produksi ibundanya sendiri.

Dia juga menjual produk-produk oleh-oleh lainnya khas Aceh, seperti kue keukarah, kopi gayo, hingga daun salam koja yang menjadi komposisi utama berbagai menu khas Aceh dan Sumatera. Produk-produk yang tidak dibuat sendiri merupakan hasil kemitraan dengan pengusaha lainnya.

Prinsip Anggun, selama suatu benda bisa dijual dan halal, maka ia akan menjualnya. Anggun mencatat, ia memiliki setidaknya 400 pelanggan, beberapa di antaranya rutin memesan tiap bulan.

"Kalau ada sumber daya yang bisa dijual, Anggun akan jual," kata Anggun, yang menurut sang ibunda tak bisa diam dan ceriwis ini.

Merajut Mimpi

Dia berkisah, sebelum tsunami melanda Aceh pada tahun 2004 silam, keluarganya sudah memulai usaha pisang sale. Kala itu, pisang didatangkan dari Aceh Timur.

Bencana tsunami melanda, dan hal itu mengubah drastis kondisi kehidupan Anggun dan keluarganya. Anggun dititipkan ke panti asuhan, sedangkan ibundanya tinggal di barak.

Rumah Anggun dan beberapa rumah di kampungnya tersapu bersih gelombang tsunami, sebab lokasinya amat dekat dengan laut. Beruntung, sebuah lembaga nonpemerintah memberikan bantuan untuk pembangunan kembali rumah keluarganya dan beberapa rumah lainnya.

Di rumah itulah Anggun dan keluarganya kembali merajut mimpi. Dia mulai menjalankan lagi bisnis sale pisang. Usaha yang dibangun terus berkembang. Bahkan dia mulai mengembangkan bisnis lainnya, yakni pengasapan sale pisang.

Pembuatan sale pisang sebenarnya tidak terlalu sulit, hanya membutuhkan pisang awak. Pisang berukuran kecil tersebut dikupas, lalu diasap selama 3 hari dengan kayu cemara atau akasia. Setelah dingin, barulah pisang sale tersebut dikemas.

Dalam sebulan, Anggun dan keluarganya membutuhkan sedikitnya 500 kilogram pisang, bahkan lebih ketika pesanan membludak.

Produk pisang sale, baik sale goreng, basah, maupun pisang rakit produksi keluarga Anggun diberi nama Rizky, yang merupakan nama kakak lelaki Anggun. Harga jualnya sekitar Rp 20.000 untuk kemasan 300 gram.

Pisang sale sangat digemari di Medan, Sumatera Utara. Namun, ia juga menerima pesanan dari berbagai daerah di Indonesia, utamanya dari Pulau Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com