O, ya, tentukan juga sedari mula apakah Anda tidak keberatan bila rumah incaran ternyata masih inden?
Atau, Anda hanya mau membeli rumah yang sudah jadi? Biasanya, sih, rumah inden harganya bisa lebih murah ketimbang kelak saat sudah jadi. Cuma, pertimbangkan lagi sesuai kenyamanan dan kebutuhan Anda.
3.Tentukan cara pembelian
Hal ini juga penting. Ada banyak pilihan cara membeli properti yaitu beli tunai keras, beli tunai bertahap (beberapa pengembang biasanya memberikan pilihan tunai bertahap mulai 12 bulan sampai 60 bulan), membeli dengan fasilitas KPR, membeli dengan KPR dan cicilan uang muka, dan sebagainya.
Bila memakai KPR, Anda sudah bisa menghitung berapa kira-kira besar cicilan dengan budget yang sudah Anda tentukan sebelumnya. Ada berbagai skema yang ditawarkan oleh para pengembang.
Misalnya, ada pengembang yang menetapkan DP besar, DP kecil, DP dengan cicilan bertahap, promo bunga karena ada kerjasama dengan bank tertentu, dan lain sebagainya.
4.Lihat reputasi pengembang
Pameran properti biasanya diiikuti oleh puluhan bahkan ratusan pengembang properti. Mulai pengembang kelas kakap hingga pengembang kelas teri.
Apabila Anda tidak bermasalah membeli rumah inden, boleh jadi memilih properti yang dikembangkan oleh developer besar akan lebih kecil risikonya.
Sebaliknya, Anda perlu menyadari risiko bila membeli rumah inden di pengembang yang masih kecil.
Supaya enggak perlu buang waktu untuk berkeliling tanpa tujuan, cermati saja daftar peserta pameran. Biasanya ada peta stan developer yang memudahkan Anda mendatangi dan melihat penawaran mereka.
5.Jangan pergi sendiri
Bila Anda sudah berkeluarga, akan lebih baik bila Anda mengajak pasangan untuk ikut ke pameran.
Membeli properti bukan seperti membeli wajan penggorengan. Anda akan perlu mata dan kepala lain untuk ikut memberikan pandangan dan pendapat.
Bila Anda masih lajang, ajaklah teman supaya Anda punya tempat bertukar pikiran terutama saat menghadapi rayuan para agen properti.