Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Jepang, Investor Mata Uang Virtual Dikenakan Pajak hingga 55 Persen

Kompas.com - 09/02/2018, 08:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

TOKYO, KOMPAS.com - Lembaga Pajak Nasional Jepang memberlakukan pajak dengan besaran yang mengejutkan bagi investor mata uang virtual. Selama periode 16 Februari-15 Maret 2018, investor harus mendeklarasikan keuntungan dan laporan pajak tahuban mereka.

Seperti dikabarkan Bloomberg, Jumat (9/2/2018), tidak seperti saham dan valuta asing yang dikenakan pajak sekitar 20 persen, Jepang membebankan pajak atas laba dari mata uang virtual sebesar antara 15-55 persen.

Besaran pajak terbesar berlaku bagi wajib pajak dengan penghasilan tahunan 40 juta yen atau 365.000 dollar AS, setara sekitar Rp 4,9 miliar.

"Dengan tanpa pajak untuk investasi jangka panjang di mata uang virtual di beberapa negara termasuk Singapura, sejumlah investor yang kaya karena mata uang virtual sudah meninggalkan Jepang," kata CEO Shiodome Partners Tax Corp Kengo Maekawa.

Baca juga : Pertama Kali, Forbes Rilis Daftar Miliarder Mata Uang Virtual

Menurut dia, perusahaannya menangani banyak klien rata-rata berusia 30-40 tahunan yang meminta saran pajak atas penghasilan mata uang virtualnya. Jepang pun bukan satu-satunya negara yang mengenakan pajak atas mata uang virtual.

Di AS, pada tahun 2014, mata uang virtual ditetapkan sebagai harta seperti emas atau real estate. Sehingga, penghasilan jangka panjang dari mata uang virtual akan dipajaki, meski tak setinggi di Jepang.

Potensi penerimaan pajak pemerintah Jepang pun sangat besar. Dalam beberapa bulan, sekitar 40 persen perdagangan bitcoin di seluruh dunia dilakukan terhadap mata uang yen.

Lembaga pajak pemerintah pun menciptakan basis data investor mata uang virtual. Selain itu, tim yang ditempatkan di Tokyo dan Osaka bertugas untuk mengawasi dan memantau perdagangan elektronik mata uang virtual.

Baca juga : Atur Mata Uang Digital, Korsel Ingin Gandeng China dan Jepang

Kompas TV Setelah terus mencetak rekor, harga mata uang bitcoin mulai turun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg


Terkini Lainnya

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com