Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Masyarakat Mojokerto Bisa Nikmati Gas dengan Harga Terjangkau

Kompas.com - 09/02/2018, 19:09 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan harga jual gas bumi dari jaringan gas (jargas) rumah tangga untuk wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, mengatakan harga jargas untuk wilayah Mojokerto sebesar Rp4.250 per meter kubik.

"Harga jargas untuk wilayah Jawa Timur, khususnya Kota Mojokerto, Rp4.250 per meter kubik," kata Jonan saat temu media usai meresmikan jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Kantor Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jumat (9/2/2018).

Jonan meresmikan 10.101 Sambungan Rumah (SR) Jaringan Distribusi Gas Bumi (Jargas) Rumah Tangga wilayah Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto dari pendanaan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) 2017.

(Baca juga: Resmikan Jaringan Gas di Mojokerto, Jonan 'Ditodong' Dua Kepala Daerah)

Pembangunan infrastruktur jargas di Kota Mojokerto menjadi tanggung jawab Perusahaan Gas Negara/PGN (Persero). Sedangkan, PT Pertamina (Persero) mendapatkan mandat untuk membangun jargas di Kabupaten Mojokerto. Total pembiayaan jaringan gas tersebut mencapai Rp 86 miliar.

"Jargas di Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto dibangun karena berdekatan dengan dua sumur gas yang signifikan yang dioperasikan CNOOC Madura Limited dan Kangean Energy Indonesia," katanya.

Pada peresmian jargas itu, Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim, Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani, Walikota Mojokerto Masud Yunus, dan Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto Pungkasiadi hadir.

 Menteri ESDM Ignasius Jonan meresmikan groundbreaking 5000 jaringan gas bumi di Mojokerto, Minggu (13/8/2017). Menteri ESDM Ignasius Jonan meresmikan groundbreaking 5000 jaringan gas bumi di Mojokerto, Minggu (13/8/2017).

Jonan menegaskan, penggunaan jargas untuk rumah tangga akan membawa banyak manfaat. Salah satunya mengurangi ketergantungan terhadap impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).

"Setahun kebutuhan kita 6,5 juta ton, 4,5 juta di antaranya masih impor. Meski produksi gas bumi kita 1,2 juta setara barel oil per hari, jenis yang dihasilkan bukan C3 dan C4 yang bisa dibuat LPG," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com