Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Pembebasan Lahan Bandara Kulon Progo Bisa Selesai Tepat Waktu?

Kompas.com - 11/02/2018, 09:00 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura I yang akan membangun New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sedang mengejar target merampungkan proses pembebasan lahan.

AP I memiliki Izin Penetapan Lokasi (IPL) yang menjadi dasar pembebasan lahan dan akan habis pada April 2018 mendatang.

AP I telah membebaskan sebagian besar lahan yang akan dipakai untuk pembangunan NYIA atau Bandara Kulon Progo di pesisir selatan Kecamatan Temon.

Namun, masih ada 32 kepala keluarga (KK) yang menolak lahannya dibebaskan sekaligus tidak setuju dengan keberadaan NYIA.

Baca juga : AP I Kucurkan Rp 4,1 Triliun untuk Bebaskan Lahan Bandara Kulon Progo

Lantas, apakah proses pembebasan lahan seluas kurang lebih 587,3 hektar untuk NYIA itu bisa selesai sebelum IPL habis?

"Sebelum April, kami harapkan sudah selesai dan kami bisa bangun sama-sama, karena ini juga buat mereka," kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy W Suradji saat ditemui Kompas.com di area proyek NYIA, Senin (5/2/2018) lalu.

NYIA merupakan satu dari sekian proyek strategis nasional yang ditargetkan sudah harus beroperasi melayani kegiatan penerbangan komersial April 2019 mendatang. Waktu pengerjaan pembangunan fisik bandara tersebut juga hanya satu tahun, mulai dari April 2018 setelah pembebasan lahan rampung.

Meski tenggat waktu semakin dekat, Devy menekankan pihaknya tidak memakai cara yang keras, melainkan dengan pendekatan persuasif.

Baca juga : Apa yang Membuat Pembebasan Lahan Bandara Kulon Progo Sulit Terealisasi?

 

Secara bertahap, pendekatan ini mulai membuahkan hasil yang nampak dari kesediaan beberapa dari 32 KK tersebut untuk diukur lahannya.

"Kalau enggak salah, 19 (KK) yang sudah diukur dari 32. Bersedia secara full, belum, tapi sudah bersedia diukur," tutur Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo yang ditemui pada saat bersamaan.

Hasto menjelaskan, warga yang masih menolak ini sebenarnya bersikap wait and see. Mereka masih menunggu perkembangan warga lain yang proses ganti kerugiannya melalui konsinyasi dinyatakan benar-benar sukses.

Dari data Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, ada 113 dari total 2.700 KK yang belum bisa mencairkan uang ganti kerugian pembebasan lahan mereka.

Baca juga : Menhub Pakai Cara Persuasif Selesaikan Masalah Bandara Kulon Progo

 

Hal itu dikarenakan kendala administratif sebagai prasyarat pencairan dana, seperti dokumen yang tidak lengkap hingga kehadiran ahli waris yang tidak lengkap saat dana hendak dicairkan di pengadilan.

"Kalau konsinyasinya sukses, mereka banyak loh yang tertarik. Makanya, mensukseskan yang sudah setuju itu penting," ujar Hasto.

Pihak AP I bersama Pemkab Kulon Progo dan pemangku kepentingan lainnya terus memperbarui data terkini mengenai proses pembebasan lahan untuk NYIA.

Setelah warga yang menolak akhirnya menyetujui pembebasan lahan, AP I segera melakukan land clearing dan memulai pengerjaan landasan pacu, dilanjutkan dengan bangunan terminal serta sarana prasarana lain.

Kompas TV Bupati Kulonprogo - The Interview with Tukul Arwana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com