Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Keluhkan "Delay," Ini Penjelasan Garuda Indonesia

Kompas.com - 18/02/2018, 07:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memberikan penjelasan mengenai keterlambatan (delay) yang terjadi pada penerbangan GA 619 rute Makassar-Jakarta beberapa waktu lalu.

Di dalam penerbangan tersebut terdapat politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin.

Pihak Garuda Indonesia menyatakan, penerbangan GA 619 mengalami keterlambatan diakibatkan cuaca buruk berkepanjangan di sejumlah sektor penerbangan, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta.

Kondisi itu berdampak pada terlambatnya pesawat yang akan digunakan pada penerbangan tersebut dari Jakarta. 

Baca juga : Pesawat Delay, Cak Imin Tagih Konsumsi dan Ingin Beli Pesawat

"Mempertimbangkan rotasi pergerakan pesawat yang terdampak di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, maka penerbangan GA 619 yang seharusnya berangkat pada pukul 15.15 baru dapat diberangkatkan pada pukul 20.20 waktu setempat," kata VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono dalam keterangan resmi, Sabtu (17/2/2018).

Terkait dengan keterlambatan tersebut, Garuda Indonesia telah menerapkan service on ground recovery kepada seluruh penumpang tanpa terkecuali.

Mengingat diberlakukannya perpanjangan waktu delay, Garuda Indonesia juga telah memberikan fasilitas heavy meals atau hidangan kepada seluruh penumpang di salah satu food hall atau area makan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Menindaklanjuti perpanjangan delay pada penerbangan GA 619 dimana pesawat baru dapat diberangkatkan pada pukul 20.20 waktu setempat, Garuda Indonesia juga telah memberlakukan kebijakan Delay Management Policy sesuai Permen 89 Tahun 2015 kepada seluruh penumpang. 

Baca juga : Pesawat Delay Berjam-jam, Ini Penjelasan Garuda Indonesia

"Untuk mengklarifikasi keluhan yang disampaikan, tim airport Garuda Indonesia di Bandara Internasional Sultan Hasanudin Makassar juga turut menemui Bapak Muhaimin Iskandar, pada saat itu tim airport berkesempatan bertemu dengan asisten beliau untuk menjelaskan perihal permasalahan yang ada serta menyampaikan permohonan maaf lebih lanjut," jelas Hengki.

Pada kesempatan tersebut , Cak Imin memutuskan untuk membatalkan penerbangan dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan penerbangan Citilink. 

Garuda Indonesia pun kembali menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang akibat dampak yang berada di luar kontrol maskapai.

"Sehubungan dengan peristiwa delay yang terjadi kemarin perlu kiranya kami sampaikan saat ini jadwal penerbangan Garuda Indonesia telah berlangsung kondusif dan tentunya kami pastikan operasional penerbangan tetap berlangsung dengan lancar," tutur Hengki.

Baca juga : Garuda Indonesia Delay, Calon Penumpang Kesal Tak Dapat Informasi yang Jelas

Pesawat Pribadi

Sebelumnya diwartakan, Cak Imin mengalami keterlambatan penerbangan dari Makassar ke Jakarta pada Kamis malam (15/2/2018). Saking kesalnya karena lama menunggu tak juga terbang. Cak Imin pun mengunggah cuitan di akun Twitter pribadinya, @CakImiNOW.

Ia mengungkapkan sudah menunggu kurang lebih 4 jam di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, agar bisa diberangkatkan ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Halaman:


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com