JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Kamis (8/2/2018) lalu, mengatakan, revisi pajak mobil sedan dibutuhkan karena produsen otomotif dalam negeri tak berminat memproduksi sedan. Pengenaan pajak yang tinggi disebut membuat pabrik mobil enggan memproduksi sedan.
Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, pihaknya masih mengkaji permintaan revisi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil sedan tersebut.
Artikel mengenai rencana penurunan tarif pajak mobil sedan merupakan salah satu berita terpopuler di kanal ekonomi pada Senin (19/2/2018) kemarin.
Berita populer lainnya adalah mengenai Uber menjual lini bisnisnya di Asia Tenggara dan deal barter Sukhoi dengan komoditas.
Berikut 5 berita populer di Kanal Ekonomi Kompas.com
1. Soal Penurunan Tarif Pajak Mobil Sedan, Ini Kata Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya masih mengkaji permintaan revisi pajak pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil sedan yang diusulkan Kementerian Perindustrian.
Revisi diusulkan lantaran mobil sedan yang digolongkan sebagai barang mewah dikenai pajak lumayan tinggi, yang akhirnya berdampak pada penurunan penjualan salah satu jenis kendaraan roda empat tersebut.
"Dari segi industri, Pak Menteri Perindustrian mengatakan bahwa kendaraan sedan bukan lagi kendaraan luxurious (mewah). Untuk itu, skema dari sisi insentif pajak atau rezim pajaknya akan disesuaikan dengan kebutuhan strategi industri dalam negeri," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta Timur, pekan lalu.
Saat ini, pajak untuk sedan mini (1.500 cc ke bawah) dikenai 30 persen dan sedan kecil (di atas 1.500 cc) 40 persen. Adapun kendaraan penumpang selain sedan dan station wagon, tarif PPnBM hanya 10-20 persen.
Selengkapnya baca di sini
Baca juga : DJP: Ada Aturan Pajak E-Commerce, Penjual di Medsos Juga Harus Bayar Pajak
2. Uber Bakal Jual Bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab?
Mengutip Fortune, Senin (19/2/2018), langkah tersebut merupakan bagian dari strategi Uber membantu menurunkan biaya sebelum melakukan penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO). Uber sendiri mengalami kerugian 4,5 miliar dollar AS pada 2017 meski meraup penjualan 7,5 miliar dollar AS. Artinya, permintaan tetap ada, tetapi Uber harus fokus pada kawasan-kawasan yang berkinerja kuat saja.
Asia merupakan kawasan yang keras bagi Uber, di mana layanan-layanan serupa bertaraf regional secara konsisten mengalahkannya. Uber pun sudah menyerah di China dengan cara menjual kepemilikan saham kepada kompetitornya, Didi Chuxing, pada 2016.