Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Kenaikan Impor Jadi Indikator Pertumbuhan Industri

Kompas.com - 20/02/2018, 18:39 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut kenaikan nilai impor pada Januari 2018 menjadi salah satu indikator pertumbuhan industri dalam negeri.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Januari 2018 mengalami defisit 0,67 miliar dolar AS, dengan nilai ekspor 14,46 miliar dolar AS dan nilai impor 15,13 miliar dolar AS.

"Terlihat impor kita mengalami kenaikan tapi itu menjadi indikator dari pertumbuhan industri dan sektor-sektornya di Indonesia," kata Sri Mulyani melalui konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2018).

Menteri yang akrab disapa Ani ini mengungkapkan, pertumbuhan penerimaan bea masuk Januari 2018 ditopang oleh pertumbuhan devisa impor yang naik 27,67 persen dibanding Januari 2017 lalu.

Nilai devisa impor Januari 2018 tercatat sebesar 12,61 miliar dolar AS, sedangkan devisa impor Januari 2017 hanya 9,88 miliar dolar AS.

Adapun kontribusi pertumbuhan devisa impor ini mencakup semua jenis komoditas utama, yakni bahan baku dan penolong (32,26 persen), barang modal (20,89 persen), serta barang konsumsi (17,06 persen).

Jika dilihat berdasarkan sektor industrinya, pertumbuhan devisa impor mengalami peningkatan signifikan dari periode yang sama tahun lalu.

Seperti sektor industri pertambangan dan penggalian, industri pertanian kehutanan dan perikanan, serta industri informasi dan komunikasi yang tumbuh tinggi ketika tahun lalu justru mengalami minus atau tidak bertumbuh.

Sementara sektor yang mendominasi pertumbuhan devisa impor Januari 2018 adalah industri pengolahan yang tumbuh 26,78 persen.

"Ini suatu momentum positif. Semuanya kalau dibandingkan dengan tahun lalu, kenaikannya sangat nyata dari sisi growth," tutur Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com