Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Duel Investasi Alibaba dan Tencent

Kompas.com - 22/02/2018, 10:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SHANGHAI, KOMPAS.com - Dua raksasa teknologi China, Alibaba Group Holding dan Tencent Holdings tengah berada di tengah duel investasi ritel.

Kedua perusahaan tersebut saat ini memiliki total kapitalisasi pasar sebesar 1 trilijn dollar AS.

Mengutip South China Morning Post, Kamis (22/2/2018), keduanya pun berduel memperebutkan pasar dompet digital masyarakat yang gandrung belanja online (daring).

Sejak awal tahun lalu, dua perusahaan tersebut telah merogoh kantong hingga lebih dari 10 miliar dollar AS untuk melakukan kesepakatan yang fokus pada segmen ritel.

Baca juga : Go-Jek Dapat Suntikan Modal dari Raksasa Teknologi China Tencent

Persaingan di antara Alibaba dan Tencent ini pun tak pelak membuat peritel-peritel konvensional merasa cemas.

Sebab, kedua perusahan kini tengah menguasai pula lini bisnis terkait ritel, seperti dompet elektronik hingga logistik digital.

"Semua peritel konvensional sangat khawatir, mereka harus memihak salah satu. Kalau tidak, mereka takut di masa mendatang akan dilahap hidup-hidup," ujar Jason Yu, general manager Kantar Worldpanel.

Alibaba merupakan pemain e-commerce utama China dan anak usahanya, Ant Financial, memimpin industri pembayaran secara mobile.

Baca juga : Dorong Ekonomi Digital, Alibaba Ajak UKM di Indonesia Kembangkan Bisnis

 

Sementara itu, Tencent memperkuat posisinya di media sosial, pembayaran digital, dan game, serta memiliki saham mayoritas di perusahaan e-commerce terbesar kedua di China, JD.Com.

Tencent dan JD.com memiliki banyak mitra besar, termasuk raksasa ritel Perancis Carrefour SA dan Walmart dari AS.

Belum lama ini, Carrefour mengumumkan investasi potensial dari Tencent, sementara Walmart memiliki saham di JD.Com.

Alibaba pun menanamkan investasinya di sejumlah perusahaan ritel, seperti Suning.com, Intime Retail, Sanjiang Shopping Club, Lianhua Supermarket, Wanda Film, dan Easyhome.

Baca juga : Ini Daftar 10 Orang Terkaya di China, Jack Ma Nomor 2

Segmen lain yang menjadi arena tarung Alibaba dan Tencent adalah pasar pembayaran digital China yang saat ini nilainya hampir emncapai 13 triliun dollar AS. Keduanya pun memiliki kekuatan yang berimbang pada pasar ini.

Alibaba mengambil alih 33 persen saham Ant Financial dan diekspektasikan bakal melakukan pencatatan saham perdana (IPO) dengan nilai fantastis. Ant mengoperasikan platform pembayaran digital terbesar di China, Alipay.

Sementara itu, Tencent memiliki sistem pembayaran berbasis aplikasi chatting Weixin yang tidak kalah kuat. Kedua perusahaan pun juga mendorong penggunaan teknologi komputasi awan dan data.

"Saya rasa pembayaran adalah bagian yang sangat penting karena ini hampir menuju gerbang (industri ritel secara keseluruhan). Ini adalah wadah di mana Alibaba, JD.com, dan bahkan Tencent memiliki porsi yang sama," ujar Yu.

Kompas TV Suntikan dari konsorsium Alphabet, induk usaha Google mencapai Rp 16 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com