Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danai Pembangunan, Pemerintah Terbitkan Sukuk Global Rp 40 Triliun

Kompas.com - 26/02/2018, 17:22 WIB
Pramdia Arhando Julianto,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah telah menerbitkan sukuk global senilai 3 miliar dollar AS atau setara Rp 40 triliun dengan kurs Rp 13.658 per dollar AS.

Surat utang bernama Sukuk Wakalah tersebut dicatatkan di bursa global yakni Bursa Saham Singapura atau Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai dan terdiri dari dua tenor, yakni 1,25 miliar dollar AS dengan tenor 5 tahun, dan 1,75 miliar dollar AS dengan tenor 10 tahun.

"Penggunaaan dari sukuk ini adalah untuk penggunaan pembiayaan, namun karena sifatnya adalah green bond maka (sukuk) dikaitkan dengan proyek yang sifatnya green (berkelanjutan)," ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (26/2/2018).

Sri Mulyani menjelaskan, Sukuk Wakalah ini telah ditetapkan harganya pada 22 Februari 2018 lalu dengan imbal hasil (yield) sebesar 3,75 persen untuk tenor 5 tahun dan 4,44 persen untuk tenor 10 tahun.

"Sukuk ini mendapatkan rating dari peringkat investment grade. Setiap seri telah diberikan peringkat Baa3 oleh Moody's Investors Service, BBB oleh S&P Global Ratings, dan BBB oleh Fitch Ratings," ungkap Ani sapaan akrab Sri Mulyani.

Sementara itu, untuk underlying asset atau aset yang dijadikan sebagai objek dasar transaksi dalam penerbitan sukuk terdiri dari dua struktur utama, pertama Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah dan bangunan 51 persen.

Kedua, proyek-proyek dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sedang dalam pembangunan atau akan dibangun sebesar 49 persen.

Sedangkan dari sisi investor, sukuk tersebut berhasil menarik minat investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

"Komposisi dari investor kita untuk yang tenor 5 tahun adalah 32 persen investor yang berasal dari Timur Tengah dan Malaysia. Mereka adalah lembaga yang memang berkecimpung di instrumen syariah," ungkap Ani.

Sebesar 10 persen investornya berasal dari dalam negeri, dan 25 persen dari Asia di luar dari Indonesia, Timur Tengah, dan Malaysia, serta 18 persen dari Amerika Serikat (AS), dan 15 persen dari Eropa. 

"Untuk yang tenor 10 tahun komposisi investornya 24 persen dari investor syariah yang berasal dari Timur Tengah dan Malaysia, 10 persen investor dalam negeri Indonesia, 12 persen dari Asia di luar Malaysia dan Indonesia, 22 persen dari AS, dan 32 persen dari Eropa," tutur Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com