Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2017, Garuda Indonesia Catatkan Rugi 213,4 Juta Dollar AS

Kompas.com - 26/02/2018, 19:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membukukan kerugian bersih (net loss) sebesar 213,4 juta dollar AS sepanjang tahun 2017.

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, Garuda membukukan keuntungan sebesar 9,4 juta dollar AS.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury menjelaskan, kerugian perseroan sebagian besar disebabkan tingginya meningkatnya biaya bahan bakar avtur, yakni sebesar 16,5 persen secara tahunan (yoy).

Sepanjang tahun 2017, biaya bahan bakar yang dikeluarkan Garuda mencapai 1,155 miliar dollar AS, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 924,7 juta dollar AS.

Adapun pendapatan operasi Garuda tercatat sebesar 4,2 miliar dollar AS pada tahun 2017. Angka tersebut meningkat sebesar 8,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,9 miliar dollar AS.

Pahala menjelaskan, tren pertumbuhan pendapatan operasional tersebut salah satunya ditopang oleh pertumbuhan pendapatan operasional pada lini layanan penerbangan tidak berjadwal yang meningkat 56,9 persen menjadi 301,5 juta dollar AS.

Selain itu, sektor pendapatan lainnya, yakni pendapatan di luar bisnis penerbangan dan anak usaha, meningkat 20,9 persen menjadi sebesar 473,8 juta dollar AS.

Sepanjang tahun 2017, Garuda Indonesia Group mengangkut sebanyak 36,2 juta penumpang. Jumlah tersebut terdiri dari 24 juta penumpang Garuda Indonesia dan 12,3 juta penumpang Citilink.  Angka tersebut meningkat 3,5 persen dibandingkan jumlah penumpang yang diangkut pada tahun 2016 yang sebesar 35 juta penumpang.

Tax Amnesty

Dalam kesempatan itu, Pahala Mansury menambahkan biaya pengampunan pajak atau tax amnesty dan denda pengadilan juga berkontribusi terhadap membengkaknya rugi. Biaya kedua komponen tersebut mencapai 145,8 juta dollar AS.

"Partisipasi pada program tax amnesty tersebut merupakan komitmen perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan pajak yang tertunda sampai dengan tahun 2015," ungkap Pahala dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (26/2/2018).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com