Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota-kota di China Berlomba Meminang Pegiat Startup Asing

Kompas.com - 26/02/2018, 20:54 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KOMPAS.com - Ketika startup berupaya melakukan ekspansi ke luar negeri, China akan menjadi negara pertama yang terbersit dalam pikiran mereka. Tentu saja karena pangsa pasarnya yang luas serta dukungan pemerintahnya yang begitu baik.

Simak saja pengakuan Maria Veikhman, pendiri SCORISTA, startup untuk skor kredit dari Rusia. Dia melihat dua dari lima penduduk China belum memiliki reputasi kredit, sehingga pangsa pasar China menggiurkan.

Veikhman kemudian masuk ke Tianfu Software Park, inkubator milik pemerintah China di Chengdu, kota besar provinsi Sichuan. Di tempat ini, semua bahkan hampir dia dapatkan dengan gratis mulai dari kantor, furnitur dasar hingga layanan logistik dan detil metode kewirausahaan.

Chengdu berupaya mengejar ketertinggalannya dari kota lain seperti Beijing, Shanghai dan Shenzen dimana kota-kota tersebut sudah melahirkan ratusan unicorn, atau startup swasta dengan valuasi nilai di atas 1 miliar dollar AS.

Baca juga : Kenapa Unicorn Muncul di Indonesia?

Chengdu mengalokasikan sekitar 30 juta dollar AS di 2016 untuk merayu startup asing masuk ke China, serta memberikan sekitar 1 juta yuan untuk mengkapitalisasi startup asing dan usaha patungan.

Jika pendiri startup memiliki bakat yang sudah dikenal secara internasional maka insentif yang disediakan akan naik hingga 100 juta yuan.

Maret 2017 lalu, Hi-Tech Zone di Chengdu membuka kantir untuk jasa layanan startup asing bahkan hingga registrasi korporasi bisa dilakukan disini. Saat ini, wilayah ini dihuni 3.000 ekspatriat asing yang mengoperasikan bisnis mereka.

Di Beijing dan Zhejiang, juga membuka pusat untuk enterpreneur asing seperti halnya di Chengdu. Shanghai dan Wuhan di provinsi Hubei juga berencana membangun fasilitas baru untuk pemenang lomba startup internasional yang diselenggarakan di China.

Setidaknya di 10 provinsi, dilakukan kemudahan kebijakan imigrasi. Warga negara asing yang lulus dari universitas China juga bisa mengajukan permohonan tinggal dari dua tahun hingga lima tahun jika membangun startup. Mereka bahkan bisa mengajukan diri menjadi penduduk China jika memenuhi kriteria.

Di Beijing, inkubator pemerintah Zhongguancun Inno Way memberikan "green card" kepada 353 ekspatriat. Di 2017, inkubator ini sudah menginkubasi 878 startup dimana 121 diantaranya didirikan oleh startup asing.

Hambatan dan Potensi

Ada tiga hambatan besar dalam program ini, yakni ternyata penerbitan visa menuju China masih memiliki banyak hambatan. Veikhman sendiri contohnya, dia pernah ditolak visa bekerjanya selama sebulan tanpa penjelasan dan harus kembali ke Moskow dan Chengdu setiap bulan.

Hambatan kedua, yakni berlakunya sistem ketat internet juga memangkas efisiensi startup untuk memulai bisnisnya. Para enterpreneur asing harus beradaptasi sedemikian rupa dengan kondisi internet China yang tidak mengizinkan masuknya layanan Google, Twitter dan lainnya.

Ketiga yakni tawaran pembiayaan dari pemerintah kota membuat kontrol dari pemerintah juga besar atas startup asing yang masuk. Startup asing yang masuk harus membentuk patungan dengan pengusaha lokal untuk masuk China. Sementara pengusaha lokal China lebih memilih untuk mendorong perkembangan startup lokal.

Namun, tetap saja potensi besarnya pasar China memikat para pengusaha asing ini. "Bahkan ceruk pasar kecil di China adalah pasar besar," kata Greg Charlton, mantan bankir Inggris yang menjalankan startup 247tickets.com, startup penjualan tiket di Shanghai, sejak 2014.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com