Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Bank Indonesia Hadapi Penguatan Dollar AS

Kompas.com - 01/03/2018, 18:02 WIB
Pramdia Arhando Julianto,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) tengah tertekan akibat berbagai sentimen global.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Doddy Zulverdi mengungkapkan, pihaknya sebagai bank sentral telah siap menghadapi kondisi tekanan terhadap mata uang rupiah.

"Sudah sejak lama BI mempersiapkan diri, menghadapi situasi ini, sejak September 2017 kami tidak lagi menurunkan suku bunga, kebijakan moneter tidak diubah," ujar Doddy saat konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Kamis (1/3/2018).

Doddy menegaskan, adanya tekanan kepada rupiah pada saat ini sudah diantisipasi dengan baik oleh bank sentral, salah satunya adalah intervensi yang dilaksanakan BI untuk stabilisasi nilai tukar.

Baca juga: BI: Rupiah Tembus Rp 13.800 per Dollar AS, Berlebihan

"BI ada di pasar, tentu tidak di setiap titik, tidak setiap saat kami masuk. Hanya di saat pelemahan cepat sekali, jangan sampai kecepatan pelemahan berlebihan," tegasnya.

Adapun, dalam pelemahan rupiah kali ini, Doddy mengungkapkan, sejak pagi tadi pihaknya telah melakukan intervensi kepada pasar, sebab, bank sentral sudah memprediksi akan terjadi tekanan yang kuat terhadap dollar AS.

"Begitu market buka kami sudah lalukan stabilisasi, dan ketika ada pergerakan yang cepat membuat orang khawatir ya kita masuk," jelasnya.

Menurut dia, dengan berbagai antisipasi tersebut, memasuki siang hari dan sore hari ini tekanan terhadap rupiah tidak sebesar pada saat pembukaan perdagangan pagi tadi.

"Karena kami terus konsisten jaga, kami lihat siang ini sudah mulai reda. Angkanya sudah agak sedikit walaupun sudah di atas Rp 13.750, dan angka terakhir Rp 13.755," kata Doddy.

Namun demikian, Doddy enggan menjelaskan, berapa besaran volume intervensi yang dilakukan oleh BI guna meredam tekanan oleh dollar AS terhadap rupiah. Sebab, hal itu merupakan bagian strategi rahasia bank sentral mengamankan nilai tukar rupiah.

"Intervensi pada intinya volume dan timing, dan itu bagian dari strategi dan taktik yang sangat rahasia. Di BI satupun tidak ada yang tahu karena itu masuk dalam strategi," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com