Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2018, 19:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan hingga menembus Rp 13.800 per dollar AS. Adapun pada hari ini, Kamis (1/3/2018), nilai tukar rupiah dibuka pada level Rp 13.762 per dollar AS dan ditutup pada level Rp 13.748 per dollar AS.

Sepanjang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran level Rp 13.745 hingga Rp 13.817 per dollar AS. Lalu, apakah pelemahan nilai tukar rupiah tersebut berdampak bagi perbankan?

VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan, sistem perbankan secara makro dalam kondisi solid dan kuat. Sehingga, perbankan akan tahan dengan dampak depresiasi rupiah tersebut.

"Khususnya bank-bank yang berdampak sistemik, regulator baik BI (Bank Indonesia) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pun secara berkala melakukan stress test kondisi perbankan jika terjadi pelemahan rupiah dan secara umum, sistem perbankan tetap stabil," kata Josua kepada Kompas.com.

Baca juga : BI: Rupiah Tembus Rp 13.800 per Dollar AS, Berlebihan

Ia menyebut, kondisi sistem perbankan relatif kuat dalam rangka mengantisipasi dampak pelemahan nilai tukar rupiah di atas level fundamentalnya. Kondisi itu tercermin dari rasio kecukupan modal yang sangat baik, yakni sekitar 23,18 persen serta rasio core capital terhadap Risk Weighted Asset juga tercatat 21,50 persen.

Adapun risiko kredit pun trennya menurun ke level 2,59 persen. Selain itu indikator likuiditas juga sangat baik dimana rasio likuiditas (AL/DPK) sebesar 21,5 persen. "Meskipun demikian, pelemahan nilai tukar rupiah dapat berpengaruh pada mikro masing-masing bank yang memiliki utang dalam bentuk valas dan bank yang memiliki portofolio kredit dalam denominasi valas," kata Josua.

Pelemahan rupiah pun dapat berpengaruh bagi debitur bank dalam hal pembayaran cicilan utang yang pada akhirnya berpengaruh pada NPL bank tersebut.

Secara terpisah, OJK menilai pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi pada rupiah. "Pelemahan tidak hanya kita (rupiah), tapi global hampir semua melemah, kecuali yen saja yang menguat," kata Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK Y Santoso Wibowo dalam media briefing di Jakarta, Kamis (1/3/2018).

Baca juga : Ini Cara Bank Indonesia Hadapi Penguatan Dollar AS

Pelemahan nilai tukar, ungkap Santoso, terjadi lantaran investor mengantisipasi kenaikan suku bunga di AS. Sebagian besar investor, imbuh dia, sudah melakukan price in, sehingga telah mulai memindahkan dananya ke AS.

"Mereka takut telat, sebab kalau di AS supply dollar AS tinggi akan turun, jadi mereka memanfaatkan kenaikan bunga yang ada di AS," jelas Santoso.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Ingin Bangun 10 Kota Inovasi Digital, IKN Jadi Pusatnya

Prabowo-Gibran Ingin Bangun 10 Kota Inovasi Digital, IKN Jadi Pusatnya

Whats New
Mengapa PNS Sulit Dipecat?

Mengapa PNS Sulit Dipecat?

Work Smart
KAI Grup Gandeng JR East soal Pengembangan SDM hingga Pengadaan Sarana

KAI Grup Gandeng JR East soal Pengembangan SDM hingga Pengadaan Sarana

Whats New
TPN Ganjar-Mahfud Dorong Transaksi Digital di RI Pakai Rupiah dan Disimpan di Bank Nasion

TPN Ganjar-Mahfud Dorong Transaksi Digital di RI Pakai Rupiah dan Disimpan di Bank Nasion

Whats New
Waspada Penipuan Catut Pinjol AdaKami lewat Telepon sampai LinkedIn

Waspada Penipuan Catut Pinjol AdaKami lewat Telepon sampai LinkedIn

Whats New
Wamendag Sebut TikTok Shop Lagi Urus Izin, Bakal Merger ke GoTo?

Wamendag Sebut TikTok Shop Lagi Urus Izin, Bakal Merger ke GoTo?

Whats New
HCML Berencana Ajukan Perpanjangan Kontrak Blok Madura Strait Tahun Depan

HCML Berencana Ajukan Perpanjangan Kontrak Blok Madura Strait Tahun Depan

Whats New
Kerja Sama dengan Startup Nasional, Kelompok Perempuan Desa Ini Olah Limbah Pelepah Pinang Jadi Wadah

Kerja Sama dengan Startup Nasional, Kelompok Perempuan Desa Ini Olah Limbah Pelepah Pinang Jadi Wadah

Whats New
Stabilkan Harga Cabai, Kementan Turunkan Tim Pantau Produksi

Stabilkan Harga Cabai, Kementan Turunkan Tim Pantau Produksi

Whats New
Kominfo Kenalkan Program SSI X, Wadah Baru Pengembangan Startup Digital

Kominfo Kenalkan Program SSI X, Wadah Baru Pengembangan Startup Digital

Whats New
IHSG Selasa 28 November 2023 Ditutup 'Hijau', Rupiah Ikut Menguat

IHSG Selasa 28 November 2023 Ditutup "Hijau", Rupiah Ikut Menguat

Whats New
Semen Indonesia Pasok 80 Persen Semen Untuk Pembangunan di IKN

Semen Indonesia Pasok 80 Persen Semen Untuk Pembangunan di IKN

Whats New
Strategi Atur Keuangan Hadapi 2024, Lunasi Utang dan Perbanyak Tabungan

Strategi Atur Keuangan Hadapi 2024, Lunasi Utang dan Perbanyak Tabungan

Whats New
Surati Mendag, Ombudsman Dorong Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Surati Mendag, Ombudsman Dorong Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Whats New
Apindo Sebut Ada Misinformasi Daftar Produk Pro-Israel, MUI Tak Pernah Sebutkan

Apindo Sebut Ada Misinformasi Daftar Produk Pro-Israel, MUI Tak Pernah Sebutkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com