Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama IMF-World Bank Annual Meeting, Uang Berputar Diprediksi Capai Rp 5,7 Triliun

Kompas.com - 02/03/2018, 16:00 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Pihak Bank Indonesia (BI) memperkirakan akan ada perputaran uang dalam jumlah besar saat gelaran International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meeting Indonesia yang dilaksanakan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Oktober 2018.

Nominal perputaran uang tersebut untuk berbagai aspek kegiatan selama acara berlangsung diprediksi mencapai triliunan rupiah.

"Perhitungan kasarnya sampai Rp 5,7 triliun. Itu sudah mencakup kebutuhan para delegasi, pembangunan infrastruktur, sampai dari pihak penyelenggara secara nasional," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Bali Causa Iman Karana saat ditemui pewarta di Nusa Dua, Jumat (2/3/2018).

Causa merinci, untuk kebutuhan delegasi dibagi ke dalam poin akomodasi senilai Rp 666 miliar, pesawat Rp 36 miliar, sewa kendaraan Rp 38 miliar, serta paket makan (termasuk hiburan dan suvenir) sebesar Rp 146 miliar.

Baca juga : Perputaran Uang Selama Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali Diprediksi 100 Juta Dollar AS

 

Perhitungan akomodasi didasarkan pada perkiraan 15.000 perwakilan atau delegasi yang akan hadir, belum ditambah jika nanti mereka membawa pasangan atau keluarga.

Kemudian dalam hal pembangunan infrastruktur, tercatat ada poin untuk penambahan apron Bandara Internasional Ngurah Rai sebesar Rp 1,34 triliun, pembangunan underpass di akses menuju Bandara Ngurah Rai senilai Rp 289 miliar, biaya penyelesaian patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Rp 450 miliar, serta pembuatan Benoa Tourism Part sebesar Rp 1,7 triliun.

"Dari kepanitiaan saja diprediksi ada Rp 1,11 triliun, itu untuk event organizer, sekretariat, hingga sarana prasarana lain termasuk infrastruktur IT," tutur Causa.

Baca juga : Dampak Annual Meeting IMF-Bank Dunia Bagi Ekonomi Bali Menurut Lagarde

Dia berharap, dengan gelaran event tahunan skala internasional ini, dapat mengembalikan tingkat pertumbuhan ekonomi Bali yang sebelumnya sempat turun. Akibat erupsi Gunung Agung, tingkat pertumbuhan ekonomi di Bali hanya 4,01 persen pada kuartal IV 2017.

Padahal, menurut Causa, biasanya pertumbuhan ekonomi Bali di kuartal IV 2017 di atas 6 persen. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2017 juga hanya 5,5 persen di mana biasanya bisa mencapai angka 6 persen.

"Struktur perekonomian Bali, 50 persennya dari sektor pariwisata. Annual Meeting buat kami adalah momen untuk memperbaiki kembali perekonomian Bali tahun 2018," ujar Causa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com