Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Masyarakat Yang Hilang karena Investasi Bodong Capai Rp 105 Triliun

Kompas.com - 02/03/2018, 20:30 WIB
Slamet Priyatin,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com - Sejak tahun 2007 hingga 2017, kerugian masyarakat akibat investasi bodong mencapai 105 triliun rupiah. Untuk itu, masyarakat harus hati-hati apabila ada orang yang ngiming-ngimingi investasi dengan bunga tinggi.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kantor Regional III Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bambang Kiswono, saat memberi sosialisasi OJK kepada warga Nahdiyin, di Kendal, Jumat (02/03) sore.

Menurut Bambang, ada tiga ciri-ciri investasi bodong. Di antaranya, menjanjikan bunga tinggi, tidak menjelaskan risikonya, dan tidak jelas struktur organisasi serta alamatnya.

“Bunga investasi di bank, paling tinggi pertahun 6 persen dan di BPR 9 persen. Tapi investasi bodong ada yang menjanjikan 5 persen per bulan,” kata Bambang.

Bambang meminta kepada masyarakat supaya melapor atau bertanya kepada OJK bila ada atau akan menginvestasikan uangnya di bank atau koperasi. Sehingga uangnya aman dan tidak hilang.

“Tabunglah uang Anda di bank yang legal dan jangan tetgiur bunga yang tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, anggota DPR RI dari Komisi XI, Alamudin Dimyati Rois, yang hadir dalam sosialisasi tersebut, mengatakan acara ini harus bisa dimanfaatkan oleh warga Nahdiyin. Sehingga, tidak sampai ketipu oleh investasi bodong.

“Saya berharap, yang ikut sosialisasi bisa menularkan pengetahuannya ke masyarakat sekitar,” tambahnya.

Alamudin, yang biasa disapa Gus Alam ini, menambahkan OJK selayaknya ada juga di Kabupaten/kota. Sehingga korban investasi bodong bisa lebih ditekan.

“Saat ini masih ada di provinsi. Rehional III OJK ini saja, membawahi wilayah Jawa Tengah dan Yogjakarta,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com