Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bidik Pekerja Migran, Solusi RemitPro Beroperasi di Kuartal II 2018

Kompas.com - 12/03/2018, 20:17 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Jasa pengiriman uang atau jasa remitansi di Indonesia terus bertumbuh. Perusahaan jasa keuangan PT Digi Asia Bios tertarik melebarkan bisnisnya ke bisnis remitansi melalui layanan baru, RemitPro.

RemitPro ditargetkan dapat beroperasi di kuartal kedua tahun ini dengan menargetkan pengiriman uang sebesar Rp 1,5 triliun sepanjang 2018.

CEO PT Digi Asia Bios Alexander Rusli mengatakan RemitPro akan memperkuat industri remitansi di Indonesia dalam menyediakan layanan pengiriman uang dalam negeri dengan saluran distribusi yang mampu menjangkau hingga ke pelosok Indonesia.

Layanan ini akan memudahkan para penggunanya apabila ingin melakukan penarikan atau pencairan uang yang dikirim secara domestik maupun dari luar negeri.

Baca juga : BNI Raih Penghargaan untuk Layanan Remitansi Terbaik di Asia Tenggara

RemitPro juga akan menyediakan platform dengan teknologi terbaru sehingga dapat memberikan pelayanan dengan biaya pengiriman yang lebih ekonomis.

Untuk tahap awal RemitPro akan fokus pada layanan pengiriman uang di dalam negeri terlebih dahulu.

Kedepannya, perusahaan mempunyai visi untuk memberikan kemudahan kepada para pekerja migran Indonesia yang berada di luar negeri dalam melakukan pengiriman uang ke kampung halamannya.

"Oleh karena itu saat ini RemitPro dalam proses untuk menjalin kerjasama dalam hal pengiriman uang dengan mitra kami di luar negeri khususnya di negara-negara tujuan utama Pekerja Migran Indonesia," ujar Alexander Rusli melalui siaran pers, Senin (12/3/2018).

Sekadar informasi, PT Digi Asia Bios adalah sebuah holding company yang membawahi beberapa perusahaan dibawahnya dengan fokus di industri Financial Technology (Fintech).

Anak perusahaan dari PT Digi Asia Bios adalah PT Solusi Pasti Indonesia (PayPro), PT Tri Digi Fin (KreditPro) dan PT Reyhan Putra Mandiri (RemitPro).

Sebelumnya, Bank Dunia mencatat pengiriman uang dari pekerja migran Indonesia mencapai 8,9 miliar dollar AS atau setara Rp 118 triliun pada 2016. Sumbangan ini berasal dari 9 juta pekerja migran Indonesia di luar negeri.

Kompas TV Cerita miris kembali menimpa Tenaga Kerja Indonesia. Sri Rabitah, TKI asal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, harus hidup dengan satu ginjal. Diduga, Sri kehilangan ginjalnya saat bekerja di Doha Qatar beberapa tahun lalu. Satu minggu setelah bekerja, Sri dibawa oleh sang majikan untuk pemeriksaan kesehatan karena dianggap kondisinya lemah. Sri dibawa ke ruang operasi dengan alasan untuk mengangkat penyakitnya. Ia disuntik hingga tak sadarkan diri. Setelah seminggu dioperasi, Sri malah dikembalikan ke agen tenaga kerja dan kemudian dipulangkan ke tanah air tanpa gaji karena dianggap tak bisa bekerja. Selama tiga tahun di rumah, Sri sering mengalami sakit-sakitan sehingga ia melakukan cek kesehatan ke RSUD Tanjung, Lombok. Setelah diperiksa dan melihat hasil rongen, ternyata ginjal sebelah kanan Sri tidak ada dan sudah diganti dengan pipa plastik. Menurut pusat bantuan hukum buruh migran wilayah NTB, kasus pencurian organ kerap dialami TKI dan TKW. Namun, selama ini tak pernah ada yang bisa memberi kesaksian. Saat ini, Sri sedang menunggu jadwal operasi untuk mengangkat pipa yang ada di tubuhnya. Namun, Sri juga risau menghadapi risiko operasi yang akan ia jalani. Dari kasus Sri ini, diharapkan pemerintah tergerak untuk membongkar mafia pencurian organ yang banyak menimpa para pekerja migran kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Whats New
Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com